Dampak Psikologis Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Latihan Tertutup
Tragedi Kanjuruhan masih menghantui skuad Arema FC. Kondisi psikologis tim Singo Edan terguncang.
ruzka.republika.co.id - Tragedi Kanjuruhan masih menghantui skuad Arema FC. Kondisi psikologis tim Singo Edan terguncang. Mereka terus mendapatkan penanganan dari tim psikolog eksternal.
Coach Arema FC Javier Roca mengungkapkan dalam jumpa pers di Kantor Arema FC, Sabtu (22/10). Dikatakan secara tekanan psikologis memang pemain Arema FC cukup terdampak. Namun perlahan-lahan mulai membaik setelah ditangani tim psikologis.
"Secara tim saya melihat memang dampak psikologisnya tidak sampai parah. Namun, untuk latihan saat ini tetap menunggu rekomendasi dari psikolog yang sudah didatangkan oleh Presiden Arema FC,”kata Javier Roca.
Psikologis coach Roca itu juga ikut terdampak. Dia menukangi Arema FC sejak 6 September 2022. Dia menggantikan Eduardo Almeida yang didepak manajemen klub.
Namun, pelatih asal Cile itu mengaku tidak bisa terus bersedih. Dia secara pribadi juga harus bangkit, karena apa yang terjadi kepadanya juga berimbas kepada jajaran pemain.
“Saya bukan orang yang kuat, tetapi saya tahu bahwa tidak bisa terus bersedih. Saya dan jajaran asisten pelatih dan tim rutin berdiskusi. Mulai dari menggali filosofi Arema dan bermain Malangan,”pungkasnya.
Untuk saat ini pihaknya masih akan menggelar latihan tertutup. Hal itu berdasarkan rekomendasi psikolog, di mana pemain masih membutuhkan ruang untuk privasi dalam mengungkapkan perasaan.
“Sebenarnya ini masih bukan di Zona Comfort (nyaman) untuk pemain. Sehingga apabila ditambah dengan hadirnya penonton atau media, dikhawatirkan bisa menjadi beban baru. Oleh sebab itu, semntara waktu masih akan dilakukan sesi latihan tertutup,” terang Roca.
Untuk pekan depan sesuai rekomendasi dari Psikolog, latihan akan digelar antara 4-5 hari dalam sepekan. Dan untuk materi latihan, dirinya bersama dengan Tim Psikolog yang menangani masih terus berkoordinasi.
"Termasuk pemain ini harus mengisi form setip harinya, dan masih banyak lagi. Termasuk porsi latihan, ini yang terus kami koordinasikan dengan tim psikolog. Kita harus tetap berjalan. Dengan sedih dan dengan luka di hati, kita tetap harus berjalan," ujarnya.*