Daftar Kontroversi yang Dilakukan Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto

Dede batalkan pengajian, plat nomor palsu Kemenhan, dan terbaru sebut khilafuck.

Istimewa
Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto alias Kang Dede (tengah).
Rep: Nashih Nasrullah/Erik PP/Meiliza Laveda Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto alias Kang Dede lagi-lagi membuat kontroversi. Kali ini, ia membuat geger jagat lini masa lantaran membuat status yang dianggap menyinggung kalangan umat Islam.

Dia mengganti kata khilafah menjadi khilafuck dalam sebuah status di akun Twitter @kangdede78. Meski tidak menyebut nama, Dede menuding ada calon presiden (capres) yang didukung kelompok khilafuck.

"Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti-Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas," ucap Dede dikutip Republika di Jakarta, Rabu (26/10/2022).


Baca: DPR Sesalkan Pernyataan Komisaris PT Pelni Soal Imigran Yaman di Indonesia

Unggahan itu tak elak, memicu reaksi keras dari warganet, bahkan di antara dari mereka ada yang mengunggah jejak digital Dede pada masa lalu dan dijadikan bahan perbincangan.   

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengkritik ulah Dede Budhyarto yang memaki salah satu konsep pemerintahan dalam sejarah Islam. Fadli pun mendorong Menteri BUMN Erick Thohir memecat Dede dari jabatan komisaris.

"Orang seperti ini harusnya dipecat saja sebagai komisaris, jangan sampai menjadi wajah BUMN. @erickthohir @KemenBUMN," katanya lewat akun Twitter @fadlizon. 

Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis ikut menanggapi status yang dibuat Dede Budhyarto yang mencibir salah satu ajaran Islam, yaitu khilafah. Dia mengaku, memang secara pribadi  tak ingin ada yang mengubah dasar negara menjadi khilafah, imarah, komunis, dan lain-lain.

"Karena kita sudah sepakat dengan Pancasila, dan dasar ini sudah sesuai dengan Piagam Madinah yang dipimpin langsung Rasulullah SAW,” dalam perbincangannya dengan Republika.co.id, Rabu.

Baca: Jubir Prabowo Tanggapi Laporan Mobil Fortuner Pakai Pelat Nomor Kemenhan Palsu

Dia mengatakan, soal tak suka Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), hal itu menjadi preferensi individu. Lagi pula, HTI juga sudah dilarang dan dibubarkan di Indonesia. Meski begitu, Kiai Cholil merasa Kang Dede sepertinya kurang tepat dan tak sopan memelesetkan kata khilafah.

Dia menjelaskan, kata khilafah yang ada dalam sejarah Islam itu berbeda jauh dengan khilafah yang disematkan HTI. "Jadi kalau tak ngerti kosa kata itu tak perlu lompat pagar, mending diam saja," kata Kiai Cholil.

Pada awal 2022, Kang Dede juga terjerat kontroversi lantaran dikaitkan memakai mobil Fortuner hitam berpelat nomor khusus pejabat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk kegiatan sehari-hari. Adalah akun Twitter, @xnact yang melaporkan foto mobil dinas Fortuner dengan pelat nomor 4296-00.

Akun tersebut me-mention akun @kangdede78 dan akun @Dahnilanzar milik Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. Status yang dibuat itu pun viral dan mendapat like dan komentar ribuan warganet.

Mendapat laporan, Dahnil pun bergerak cepat memeriksa pelat nomor khusus Kemenhan tersebut. Hasilnya, pelat nomor mobil Fortuner itu ternyata abal-abal. "Setelah dicek oleh pihak @Kemhan_RI nomor tersebut palsu. Itu plat nomor untuk kategori mobil dinas jenis Avanza," kata Dahnil pada Jumat (28/1/2022).

"Bila Anda punya info, siapa yang menggunakan plat tersebut mohon disampaikan, agar ditindak," kata Dahnil menambahkan.

Baca: Bermula Video Demo Menag, Dua Komisaris Debat Panas di Twitter

Sang pemilik akun menjawab Dahnil jika mobil Fortuner yang memakai plat nomor dinas palsu itu digunakan oleh Komisaris PT Pelni Kang Dede. "Yang punya, Komisaris Pelni yang aku mention bersama Om Dahnil. Makasih, Om," ucap akun tersebut.

Pada medio April 2021, Kang Dede juga sempat membuat geger lantaran membatalkan kajian Ramadhan di masjid PT Pelni. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Abdul Manan Ghani saat itu menanggapi jika masalah pembatalan pengajian sudah selesai. "Itu kan sudah ada klarifikasi permintaan maaf, jadi ya sudah itu," kata Abdul saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (12/4/2021).

Kang Dede menjelaskan, kajian dakwah yang sempat dibatalkannya beberapa hari lalu, diputuskan tetap berjalan. Bahkan, dia juga meminta Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat, Cholil Nafis untuk mengisi pengajian tersebut.

"Alhamdulillah saya hari ini dapat silaturahim dengan Kiai @cholilnafis untuk tabayyun dan minta maaf terkait 'kegaduhan' yg sempat muncul kemarin. Saya jelaskan kajian dan dakwah di @pelni162 tetap berjalan dan meminta kesediaan Yai Cholil selaku Ketua Bidang Dakwah MUI membimbingnya," kata Kang Dede.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler