Pemerintah Sebut Covid-19 Varian XBB Lebih Cepat Menular
Tingkat fatalitas Covid-19 varian XBB dinilai lebih rendah dari varian lain
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, varian XBB yang merupakan mutasi dari subvarian BA.2 Omicron telah ditemukan di Indonesia. Meskipun tingkat fatalitas dari varian ini lebih rendah, tetapi varian ini disebutnya lebih cepat menular.
“Meski demikian, diketahui varian XBB ini lebih cepat menular. Apabila kita melihat gelombang XBB di Singapura, ternyata lebih cepat menular 0,79 kali dibandingkan gelombang varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” jelas Reisa saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (27/10/2022).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), varian Covid-19 XBB memiliki gejala seperti demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare, dan juga sesak napas. Sedangkan gejala yang dialami oleh empat pasien di Indonesia yakni gejala ringan, seperti batuk dan pilek.
Meskipun begitu, Reisa meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya lonjakan kasus baru. Hal ini dengan melihat situasi di Singapura yang telah mengalami lonjakan kasus XBB.
“Jangan sampai lonjakan kasus kembali di Indonesia. Ingat, berdasarkan sejarah kenaikan kasus hampir selalu terjadi pasca adanya varian baru yang muncul,” kata dia.
Reisa pun berharap, kenaikan kasus yang terjadi akibat varian baru ini dapat dikendalikan. Per 26 Oktober 2022, Satgas mencatat terjadi kenaikan kasus konfirmasi harian nasional sebanyak 3.048. Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya, yakni pada 24 Oktober terjadi penambahan sebanyak 1.703 dan pada 25 Oktober bertambah menjadi 3.008 kasus.
“Meski terjadi kenaikan kasus konfirmasi, tetapi alhamdulilah puji syukur angka kematian cenderung menurun,” ujarnya.