Santri di Indonesia Diharap Bisa Go Digital
IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para santri yang menuntut ilmu pesantren-pesantren untuk bisa beradpatasi di era digital atau go digital.
Menparekraf Sandiaga Uno saat Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten, Jumat (28/10/2022) menjelaskan tantangan era digital telah masuk ke berbagai bidang, salah satunya ekonomi.
Tantangan yang begitu besar tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menggerakkan potensi para santri. Santri menjadi jawaban atas tantangan-tantangan yang terjadi di era digital.
“Era digital membawa perubahan pada kehidupan kita saat ini, banyak dampak positif yang kita rasakan. Namun di waktu yang bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan luar biasa dalam kehidupan di era digital ini,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenparekraf, diterima Republika.co.id, Sabtu (29/10/2022).
Untuk itu, Sandiaga menuturkan, kebutuhan yang begitu besar terhadap konten-konten kreatif dan digital yang bernapaskan islam dan berakhlakul karimah bisa diciptakan para santri di era saat ini.
“Inilah yang membuat kita sadar bahwa ini adalah kesempatan dan peluang yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,” katanya.
Menurut data dari Kementerian Agama menunjukkan, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per-Januari 2022 dengan total santri mencapai 5 juta orang. Jawa Barat termasuk Banten menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, yakni 8.343 pesantren atau sekitar 30,92 persen dari total pesantren secara nasional.
“Secara kuantitas data, kita memiliki Sumber Daya Manusia yang mumpuni. Bayangkan jika 1 persen saja dari total 5 juta santri bisa membuat konten kreatif digital yang bermanfaat untuk umat, itu berarti ada tambahan 50 ribu konten kreator baru di Indonesia,” ujarnya.
Ia memaparkan, sedikitnya ada lima tantangan ekonomi digital yang akan dihadapi kedepan antara lain pertama Cyber Security, kedua Tight Competition, ketiga Human Resource Development, keempat Availability of Internet Access, dan kelima Regulations.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Sandiaga menyampaikan sudah membuat program Santri Digitalpreneur Indonesia yang merupakan kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif saat ini.
“Harapannya, nantinya santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten, serta produk bermutu yang bernilai Islami,” ujarnya.
Program Santri digitalpreneur Indonesia 2022 telah terlaksana di 5 kota yaitu Tasikmalaya (Jawa Barat), Tanah Datar (Sumatera Barat), Banjar Baru (Kalimantan Selatan), Bondowoso dan Sidoarjo (Jawa Timur).
Program ini melibatkan 250 santriwan dan santriwati yang mengikuti pelatihan intensif dari 50 pesantren yang terkurasi melalui website santridigitalpreneurindonesia.com dari ratusan pesantren yang mendaftar.
“Melalui program ini diharapkan santri dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Sehingga santri turut serta berkontribusi dalam memenuhi target 1,1 juta lapangan pekerjaan dari sektor usaha ekonomi kreatif pada tahun 2022 dan total 4,4 juta lapangan kerja di sektor yang sama pada 2024 mendatang,” pungkasnya.