Masjid Sehitlik Pernah Jadi Target Serangan Islamofobia
IHRAM.CO.ID,Masjid Sehitlik yang menjadi masjid tertua di Jerman pernah dibakar oleh orang-orang tidak bertanggung jawab pada 19 November 2010. Akibatnya, masjid tersebut mengalami kerusakan dan kerugian sekitar 60 ribu euro.
Dari bukti yang ditemukan di lokasi kebakaran, polisi menyita botol berisi propana yang mempercepat penyebaran api. Botol tersebut dimasukkan ke dalam sebuah ransel dan dibawa dengan troli dari jalan menuju masjid.
Ketua Komunitas Sehitlik Yavus Selim Akgul mengatakan, penyerangan ini sudah yang keempat kalinya dalam enam bulan terakhir pada 2010. Pembakaran dilakukan di tempat yang sama. Peristiwa tersebut terjadi ketika orang-orang yang berada di dalam masjid melihat ada sosok mencurigakan di luar.
Ketika keluar, mereka sudah melihat api membakar satu sisi masjid. Segera saja mereka memadamkan api tersebut. Meskipun tidak seluruh bagian masjid ludes dilalap api, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pintu dan jendela masjid dipecahkan sehingga menimbulkan kerugian yang besar.
Islam di Jerman bukanlah agama yang baru. Jerman merupakan negara Eropa dengan penduduk Muslim terbesar setelah Prancis. Lebih dari separuh Muslim ini berasal dari Turki yang merupakan sekutu Jerman dalam Perang Dunia I. Sisanya berasal dari berbagai negara Islam dan bangsa Jerman sendiri.
Kumandang azan menggunakan pengeras suara sempat dilarang di Jerman. Namun, kini, hal tersebut tidak lagi menjadi masalah, khususnya di beberapa tempat. Misalnya, Wali Kota Rendsburg Andreas Breitner mengizinkan masjid di kotanya mengumandangkan azan menggunakan pengeras suara. Menurutnya, tidak ada dasar hukum dalam pelarangan tersebut. Keputusan ini mengundang protes dari masyarakat non-Muslim yang merasa terganggu dengan azan tersebut.
Breitner bahkan mengungkapkan, ia telah mengadakan kajian seputar suara azan yang dikumandangkan dan dianggap mengganggu tersebut. Penelitian tersebut membuktikan kerasnya suara azan melalui pengeras suara ternyata tidak lebih berisik dan keras dibandingkan suara siaran televisi dan radio serta suara burung yang berkicau.