Vladimir Putin Belum Putuskan Hadiri KTT G20

Putin belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 di Bali.

AP/Russian Presidential Press Servi
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa dia belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 di Bali
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa dia belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 di Bali. Selain itu, Putin menyambut baik posisi pribadi Jokowi yang konsisten mempromosikan agenda pemersatu dalam G20.

Saat melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada Rabu (3/11/2022) Putin pun mengapresiasi presidensi Indonesia di KTT G20.

“Para pihak membahas KTT G20 mendatang, yang akan berlangsung di pulau Bali pada 15-16 November. Rusia memuji kepemimpinan G20 Indonesia yang konstruktif dan terdepolitisasi dalam hal isu-isu mendesak seperti upaya memperkuat energi dan ketahanan pangan, memastikan transisi energi yang seimbang, dan transformasi digital ekonomi global, serta untuk meningkatkan layanan kesehatan," kata layanan pers Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Selain soal G20, Jokowi dan Putin turut membahas perkembangan konflik di Ukraina. Terkait hal tersebut, Jokowi menyambut keputusan Rusia untuk bergabung dalam kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).

“Melakukan percakapan telepon dengan Presiden (Rusia Vladimir) Putin dan mendiskusikan BSGI. Menyambut keputusan Rusia bergabung kembali dalam inisiatif tersebut,” tulis Jokowi singkat lewat akun Twitter resminya, Rabu malam lalu.

Putin memang telah memutuskan untuk melanjutkan keterlibatan atau partisipasi negaranya dalam BSGI. Putin mengatakan, Ukraina telah memberikan jaminan kepada negaranya bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor gandum untuk tujuan militer.

“Saya telah memberikan instruksi kepada Kementerian Pertahanan untuk melanjutkan partisipasi penuh kami dalam upaya ini. Pada saat yang sama, Rusia berhak untuk menarik diri dari perjanjian ini (BSGI), jika jaminan ini dilanggar Ukraina,” ujar Putin, Rabu lalu, dilaporkan TASS.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler