Rumah Digital untuk Disabilitas Resmi Diluncurkan, Ada Apa Saja?
Rumah Digital untuk Disabilitas adalah wadah untuk berkarya bagi rekan disabilitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Digital untuk Disabilitas diluncurkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada Jumat (4/11/2022). Peresmian tersebut berlangsung di Gedung @41 Jl. Teluk Betung No.41 Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Tentunya semua ini menjadi bagian dari kita, kewajiban kita sehingga mempermudah rekan-rekan disabilitas untuk berkomunikasi,” ujar Heru di Gedung @41, Jumat (4/11/2022).
Rumah Digital Untuk Disabilitas ini diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Angkie Yudistia. Gerakan digital ini menjadi wadah yang tepat sebagai ruang ekspresi untuk berkomunikasi, mengasah, dan meningkatkan kemampuan para penyandang disabilitas di Indonesia.
“Rumah Digital untuk Disabilitas adalah wadah teman-teman disabilitas di seluruh Indonesia untuk berkarya dan mendapatkan akses informasi seperti forum digital, agenda acara, pelatihan kerja, dan UMKM, hingga lowongan kerja seputar dunia disabilitas,” ujar Angkie.
Sebagai disabilitas, Angkie menyadari kesulitan penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses informasi dan pola berkomunikasi. Hal itu yang juga dirasakan hampir semua ragam penyandang disabilitas di Indonesia.
Angkie mengatakan kemunculan Rumah Digital Untuk Disabilitas sebagai wadah yang dapat melahirkan talenta digital yang memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional secara vokasi.
"Kedepannya kami ingin dari tempat ini lahir talenta digital penyandang disabilitas yang kompetitif sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia butuh 600 ribu talenta digital setiap tahunnya hingga tahun 2035. Penyandang disabilitas harus mampu melahirkan karya-karya digital Indonesia ke depannya,” ujar Angkie.
Angkie menjelaskan wadah digital ini selaras dengan kebijakan Presiden Bapak Joko Widodo yang meminta percepatan transformasi digital bagi semua. Kemudahan akses digital bagi penyandang disabilitas adalah bagian dari upaya untuk menghadirkan transformasi transformasi tersebut untuk penyandang disabilitas di Indonesia.
Menurut Angkie, di era digital seperti sekarang ini sudah saatnya Indonesia membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan mengembangkan sumber daya manusia digital melalui upaya percepatan transformasi digital. Terlebih Indonesia saat ini telah memasuki bonus demografi dimana terdapat lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia berusia 10 sampai 40 tahun yang berjunlah 144 juta jiwa.
“Kita hidup di era perkembangan teknologi yang begitu pesat, akses informasi sangat mudah dicari. Disabilitas tidak boleh berada di belakang dalam proses peradaban zaman. Kita harus terlibat di depan dalam perkembangan dunia yang kini akrab dengan kemajuan teknologi” seru Angkie.
Nerdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan pada 2021, terdapat 16.517.756 jiwa penyandang disabilitas usia kerja (15-65 tahun) dengan estimasi 1.8 juta diantaranya generasi milenial dan zelenial. Maka dari itu, kemampuan literasi digital yang mumpuni harus dikuasai oleh penyandang disabilitas.
Dalam Program Rumah Digital ini, Productive+ berkolaborasi dengan FELLO yang merupakan platform e-money untuk mendukung transaksi cashless di era digital. FELLO diinisiasi oleh Jatelindo Perkasa Abadi akan melengkapi fitur pada aplikasi Productive+ yaitu fitur pembayaran digital yang user friendly bagi penyandang disabilitas.
Berbekal pengalaman kemitraan dengan Pemprov DKI Jakarta, FELLO dan Productive+ akan bersinergi menyediakan fitur transportasi yang dapat mempermudah mobilisasi penyandang disabilitas khususnya di DKI Jakarta.