Perang Talas dan Kejayaan Industri Kertas Dunia Islam
IHRAM.CO.ID,Teknologi industri kertas mulai berkembang pesat di dunia Islam setelah terjadinya Pertempuran Talas pada 751 M. Kaum Muslim berhasil menawan orang Cina yang ulung membuat kertas. "Para tahanan itu segera diberi fasilitas untuk memperlihatkan keterampilan mereka," papar Ziauddin Sardar dalam Kembali ke Masa Depan.
Sayangnya, proses pembuatan kertas yang diperkenalkan orang-orang Cina itu tak bisa dilanjutkan lantaran tak ada kulit pohon murbei di negeri Islam. Para sarjana Muslim pun memutar otak. Sebuah terobosan spektakuler akhirnya tercipta. Mereka memperkenalkan penemuan baru dan inovasi yang mengubah keterampilan membuat kertas menjadi sebuah industri. Kulit pohon murbei diganti dengan pohon linen, kapas, dan serat.
Selain itu, para sarjana Islam pun memperkenalkan bambu yang digunakan untuk mengeringkan lembaran kertas basah dan memindahkan kertas ketika masih lembap. Inovasi lainnnya proses fermentasi untuk mempercepat pemotongan linen dan serat dengan menambahkan pemutih atau bahan kimiawi lainnya.
Proses pembuatan kertas juga menggunakan palu penempa besar untuk menggiling bahan-bahan yang akan dihaluskan. Awalnya, proses ini melibatkan para pekerja ahli. Namun, seiring ditemukannya kincir air di Jativa, Spanyol, pada 1151, palu penempa tak lagi digerakkan tenaga manusia. Sejak itu, penggilingan bahan-bahan menggunakan tenaga air.
Tak lama kemudian, orang-orang Muslim memperkenalkan proses pemotongan kertas dengan kanji gandum. Proses ini mampu menghasilkan permukaan kertas yang cocok untuk ditulis dengan tinta. Sejak saat itu, industri kertas menyebar dengan cepat ke negeri-negeri Muslim.
Percetakan kertas pertama di Baghdad didirikan pada 793 M, era Khalifah Harun al-Rasyid dari Daulah Abbasiyah. Setelah itu, pabrik-pabrik kertas segera bermunculan di Damaskus, Tiberia, Tripoli, Kairo, Fez, Sicilia Islam, Jativa, Valencia, dan berbagai belahan dunia Islam lainnya.
Wazir Dinasti Abbasiyah Ja'far Ibnu Yahya mulai mengganti perkamen dengan kertas di kantor-kantor pemerintahan. Pada abad ke-10, berdiri pabrik kertas yang mengapung di Sungai Tigris. Kertas pun begitu populer di dunia Islam dari India sampai Spanyol.
Karena sangat populernya kertas, seorang petualang Persia pada 1040 mencatat, di Kairo, "Para pedagang sayuran dan rempah-rempah sudah menggunakan kertas untuk membungkus semua dagangannya." Padahal, pada saat itu, Eropa sama sekali belum mengenal kertas. Eropa yang tengah dicengkeram kegelapan masih memakai parkemen.