Tiga Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir memberikan hikmah.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kisah Nabi Musa dan Khidir sesungguhnya adalah kisah mengenai orang-orang yang beriman. Setidaknya terdapat tiga pelajaran penting dari kisah pertemuan mereka.
Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, sebelum Khidir menjelaskan tentang rahasia-rahasia di balik perbuatannya yang membingungkan bagi Nabi Musa, ada baiknya umat Islam memperhatikan beberapa pelajaran penting dari kisah pertemuan mereka.
Pertama, Musa dengan ketegarannya dan kewibawaannya rela meninggalkan negeri dan bangsanya menuju perjalanan panjang. Yakni menuntut ilmu yang bermanfaat dari Khidir meskipun tanpa diragukan lagi bahwa Musa lebih baik dari Khidir.
Kedua, ilmu itu adalah firman Allah dan sabda Rasulullah SAW. Apapun buku karangan yang kosong dari firman Allah dan sabda Nabi, kata Syekh Aidh, maka kerugiannya lebih besar daripada manfaatnya. Karena ia kehilangan cahaya Alquran dan hadis.
Sebab agama Nabi Muhammad SAW adalah sebuah kabar yang paling berharga bagi seseorang. Syekh Aidh berkata, "Engkau takkan menolak hadis dan ahlinya karena pendapat itu adalah malam sedangkan hadis adalah siang hari. Ilmu itu firman Allah dan sabda Rasulullah, dan perkataan para sahabat yang tinggi keilmuannya,".
Ketiga, apa sikap kita selaku umat pemimpin yang ditugaskan untuk memimpin seluruh manusia menuju keesaan dan keimanan. Buku-buku telah dicetak dengan cetakan yang istimewa. Hadis-hadis telah dikukuhkan kebenarannya. Telah dibuat katalog daftar isi ilmiah hingga mempermudah seorang pelajar untuk mencari suatu hadis atau permasalahan tertentu.
Sehingga tidak ada uzur bagi kita untuk tidak mendalami ilmu syariat. Allah akan menanyakan tentang segala waktu yang tidak kita gunakan untuk menuntut ilmu.