WAP Sebut Resto Cepat Saji Banyak tidak Perhatikan Kesejahteraan Ayam

Restoran cepat saji di Indonesia berada di peringkat sangat buruk.

Fitriya Nurochimah
Campaign Manager World Animal Protection, Rully Prayoga ketika sedang memaparkan materi terkait dengan penggunaan antibiotik pada peternakan.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Animal Protection (WAP) Indonesia menyampaikan, resto cepat saji di Indonesia banyak yang tidak memerhatikan kesejahteraan ayam dalam rantai pasokannya. Dalam laporan studi The Pecking Order 2022 menyebutkan peringkat KFC, Burger King, Domino's, McDonald's, Pizza Hut, dan Starbucks yang beroperasi di Indonesia, berada di peringkat sangat buruk terhadap kesejahteraan ayam dalam rantai pasokannya.


"Ikon global tersebut, khususnya KFC Indonesia selalu menghindar dan memberikan alasan atas komitmen kesejahteraan ayam," kata Manajer Komunikasi WAP Indonesia, Rully Prayoga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (11/11/2022)

Dia menyampaikan, WAP mengajak perusahaan untuk mengadopsi standar yang ada di dalam Better Chicken Commitment (BCC). Dalam acara Pameran Peternakan International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition Indonesia (ILDEX) Indonesia 2022, Rully mengemukakan, terdapat empat ukuran dalam BCC.

Pertama, kepadatan maksimum 30 kg per meter persegi yang memungkinkan ayam untuk bergerak dan melebarkan sayapnya. Kedua, penyediaan anjungan untuk bertengger. Selain itu jerami atau bahan lainnya yang membantu ayam memenuhi perilaku alami mereka dan meningkatkan aktivitas dan kesehatan. 

Ketiga, pencahayaan kandang yang alami agar ayam dapat berkembang bebas. Dan keempat, penggunaan bibit ayam yang tumbuh lebih lambat dengan kesejahteraan hewan yang tinggi, yang terbukti mampu menghindari masalah kesehatan yang disebabkan oleh pertumbuhan cepat yang tidak wajar.

Rully mengatakan, terdapat banyak manfaat yang diperoleh dari model peternakan ayam yang menerapkan standar kesejahteraan hewan, mulai dari biaya yang lebih hemat, meningkatkan reputasi perusahaan dan loyalitas merek dari konsumen serta pendapatan baru dari inovasi produk.

Menurut Rully, perusahaan peternakan dan restoran cepat saji yang menerapkan standar kesejahteraan hewan berpotensi memperbesar basis pelanggannya.

Namun, kata dia, hal sebaliknya bakal terjadi, yaitu bakal merusak reputasi dan merek, boikot konsumen, dan lama kelamaan akan mengurangi kepercayaan investor. Oleh karena itu, ia mendesak agar resto cepat saji di Indonesia untuk secepatnya menerapkan Better Chicken Commitment.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler