AS Jatuhkan Sanksi Baru Kepada Pendukung Militer Rusia
Yellen tegaskan AS akan terus mendukung Ukraina dengan bantuan dan dana.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi baru pada jaringan transnasional individu dan perusahaan yang telah mendapatkan teknologi militer untuk membantu upaya perang Rusia di Ukraina. Di sela-sela KTT G20 di Bali, Yellen mengatakan, sanksi akan menargetkan 14 individu dan 28 entitas, termasuk fasilitator keuangan, tetapi dia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
"Ini adalah bagian dari upaya kami yang lebih besar untuk mengganggu upaya perang Rusia dan menolak peralatan yang dibutuhkan melalui sanksi dan kontrol ekspor,” kata Yellen kepada wartawan.
Yellen menolak untuk memberikan perincian tentang teknologi mana yang akan menjadi sasaran sanksi, sabagai upaya untuk memotong rantai pembelian Rusia. Departemen Keuangan AS telah memberikan sanksi kepada perusahaan industri militer besar di Rusia.
Selain itu Departemen Perdagangan telah menghentikan ekspor komponen buatan Amerika dan teknologi AS yang telah digunakan di beberapa perangkat keras militer Rusia. Yellen mengatakan, sanksi tersebut sudah berdampak pada medan perang di Ukraina.
Rusia telah berhasil mendapatkan drone dari Iran yang telah digunakan untuk menyerang kota dan infrastruktur listrik di Ukraina. Entitas dan industri militer Iran sudah berada di bawah sanksi berat AS atas program pengembangan nuklir Teheran. Namun tidak diketahui apakah ada sanksi yang terkait dengan pembelian amunisi drone tersebut.
Yellen mengatakan, Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina dengan bantuan keuangan dan ekonomi. Pemerintahan Biden telah meminta tambahan dana sekitar 4,5 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan nonmiliter untuk Ukraina. Yellen juga mengatakan, setelah mendapatkan persetujuan kongres, Departemen Keuangan akan segera mulai menyalurkan bantuan itu ke Ukraina.