Presiden China Xi Jinping Akhirnya Tiba Hadiri KTT G20, Langsung Disambut Luhut
Kehadiran Presiden Xi Jinping sebagai konfirmasi kehadiran China di KTT G20
REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden China Xi Jinping tiba di Bali, Senin (14/11). Xi Jinping tiba di Ngurah Rai pada pukul 15.05 menggunakan pesawat kepresidenan China, Air China. Kedatangannya mengkonfirmasi keikutsertaan negeri tirai bambu tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar 15 - 16 November 2022.
Xi Jinping datang disambut oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Tari pendet menyambut kedatangan Xi Jinping.
Xi Jinping dikabarkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Joe Biden yang telah tiba lebih dulu pada Ahad (13/11) malam. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama kedua belah pihak setelah terjadi perang dingin antara kedua pemimpin tersebut.
Pertemuan tatap muka yang telah lama ditunggu-tunggu datang saat hubungan kedua negara adidaya itu merosot ke level terendah dalam beberapa dekade. Biden berharap dapat membangun "landasan hubungan" dengan Cina dan memastikan aturan yang mengikat persaingan antara kedua negara.
"Saya mengenal Xi Jinping, saya menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya daripada pemimpin dunia lainnya," ujar Biden kepada wartawan di Kamboja pada Ahad (13/11).
Belum lama ini, Biden mengatakan, dia tidak mau membuat konsesi mendasar ketika bertemu Xi. Bersama Xi, Biden ingin meletakkan "garis merah" dan menyelesaikan area konflik. Gedung Putih mengatakan, pertemuan Xi dan Biden dapat membantu menstabilkan hubungan kedua negara. Ketegangan hubungan Cina dan AS meningkat atas berbagai masalah mulai dari Hong Kong dan Taiwan hingga Laut China Selatan. Termasuk praktik perdagangan koersif, dan pembatasan AS pada teknologi Cina.
Selain Xi Jinping dan Joe Biden perwakilan negara lain telah hadir di Bali untuk menghadiri KTT G20, antara lain Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Mexico, Marcelo Ebrard Casaubon dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.