Menko PMK Resmikan Museum Muhammadiyah di UAD Yogyakarta

Museum Muhammadiyah diharapkan terus berkembang.

Republika/Wihdan Hidayat
Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kanan) melihat koleksi museum usai peresmian di Museum Muhammadiyah, Bantul, Yogyakarta, Senin (14/11/2022). Museum Muhammadiyah yang terletak di kampus Universitas Ahmad Dahlan akhirnya diresmikan jelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Di dalam museum ini, pengunjung bisa melihat sejarah perjalanan Muhammadiyah yang penyajiannya dipadukan dengan teknologi canggih. Sehingga selain untuk rekreasi, juga bisa untuk sarana edukasi pengunjung. Menko PMK Resmikan Museum Muhammadiyah di UAD Yogyakarta
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meresmikan Museum Muhammadiyah yang dibangun di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga


"Bagus, walaupun Museum Muhammadiyah ini mungil, tidak terlalu besar bangunannya, tetapi cukup representatif," kata Muhadjir usai peresmian sekaligus meninjau koleksi Museum Muhammadiyah di UAD Yogyakarta, Senin (14/11/2022).

Menurut Muhadjir, setelah Museum Muhammadiyah tersebut terbangun di kompleks perguruan tinggi Muhammadiyah di Yogyakarta, tugas berikutnya dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan kampus yang mengembangkan. "Bagaimana supaya nanti terus tumbuh museum ini seiring dengan pertumbuhan Muhammadiyah, dan ini banyak artefak yang belum terkumpul," katanya.

Muhadjir mengatakan kalau museum sudah dicanangkan dan diresmikan, pasti nantinya banyak yang setor artefak lama, apalagi Muhammadiyah itu termasuk organisasi yang rajin mendokumentasi maupun mengawetkan sesuatu yang kira-kira memiliki nilai sejarah.

"Biasanya di daerah pasti banyak, tadi Pak Haedar (Ketum PP Muhammadiyah) sudah menyampaikan ada mimbar, ada podium dari tahun 1934. Jadi, tidak banyak di Indonesia organisasi yang memelihara tradisi, memelihara artefak," katanya.

Foto pendiri dan ketua umum PP Muhammadiyah terpajang di Museum Muhammadiyah, Bantul, Yogyakarta, Senin (14/11/2022). Museum Muhammadiyah yang terletak di kampus Universitas Ahmad Dahlan akhirnya diresmikan jelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Di dalam museum ini, pengunjung bisa melihat sejarah perjalanan Muhammadiyah yang penyajiannya dipadukan dengan teknologi canggih. Sehingga selain untuk rekreasi, juga bisa untuk sarana edukasi pengunjung. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan isi dan koleksi dari Museum Muhammadiyah dalam gedung tiga lantai tersebut berlapis-lapis, yang pertama sejarah perjalanan Muhammadiyah generasi awal di era Ahmad Dahlan. Kemudian, perkembangan lembaga-lembaga pendidikan organisasi Muhammadiyah dan organisasi ortonom termasuk Hizbul Wathon (HW), yang melahirkan tokoh perjuangan dan pahlawan bangsa, yaitu Soedirman.

"Kemudian, ada Aisyiyah, salah satu inisiator kongres perempuan pertama, jadi kesadaran tentang hak perempuan boleh sekolah, boleh jadi dokter, jadi pendakwah, bahkan belakangan menjadi pemimpin itu Aisyiyah, ikut berkontribusi sejak awal," katanya.

Selain itu, kata dia, meski masih dalam penyempurnaan terdapat diorama-diorama yang menggambarkan suatu pemandangan atau peristiwa sejarah yang ada keterkaitan dengan Muhammadiyah. Rektor UAD sekaligus Ketua pembangunan Museum Muhammadiyah Muchlas MT mengatakan museum yang dibangun atas bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan persyarikatan dan menjadikan museum sebagai media memajukan peradaban semesta.

"Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan, kami meneguhkan komitmen untuk terus merawat aset Muhammadiyah ini dan terus mengembangkan serta mengelolanya secara profesional," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler