Peradaban Islam Wariskan Sistem Pertanian yang Maju di Spanyol
IHRAM.CO.ID, Sejarawan Prancis, Baron Carra de Vaux, menyebutkan sejumlah tanaman dan hewan dari Timur dibawa ke Spanyol oleh umat Islam untuk beragam keperluan. Tak hanya untuk keperluan pertanian dan peternakan, tanaman dan hewan itu juga dikembangkan untuk keperluan perkebunan, perdagangan, dan status sosial.
Ada beberapa jenis tanaman yang diperkenalkan umat Islam di Spanyol. Antara lain kapas dan tebu, kata Vaux. Kapas mulai dibudidayakan di Andalusia, Spanyol, pada akhir abad ke-11. Perkebunan kapas di Andalusia ini berkembang pesat sehingga wilayah ini menjadi penghasil kapas dan mampu mengekspor kapas ke berbagai daerah.
Para petani Muslim saat itu juga telah mengetahui cara membasmi hama dan penyakit tanaman lainnya. Mereka sudah menerapkan teknologi pengolahan tanah, teknik pemupukan, dan cara-cara untuk menyuburkan tanah. Bahkan, mereka bisa ‘menyulap’ padang pasir menjadi perkebunan.
Teknologi dan sistem irigasi yang telah mereka kuasai, kemudian diterapkan di Andalusia. Begitupun kepiawaian mereka dalam bidang pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas tanaman baru. Tak mengherankan jika Andalusia mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dengan beragam buah-buahan dan sayuran, yang sebelumnya tidak dikenal di negara-negara Barat (Eropa). Itulah revolusi pertanian yang diperkenalkan oleh orang-orang Islam.
Revolusi pertanian untuk memperkenalkan tanaman-tanaman baru serta perluasan dan intensifikasi irigasi, telah menciptakan sistem pertanian yang kompleks dan beragam. Lahan-lahan yang semula hanya menghasilkan satu jenis tanaman setiap tahun, oleh para petani Muslim ‘disulap’ bisa ditanami dua sampai tiga jenis tanaman secara rotasi. Alhasil, produksi pertanian meningkat dan kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus meningkat dapat tercukupi.
Vaux menambahkan, umat Islam merintis penanaman beberapa jenis hortikultura di Andalusia, di antaranya bunga tulip, enceng gondok, narcissa, lili, melati, mawar, buah persik, dan plum. Mereka juga memperkenalkan jenis tanaman yang harus diairi dengan sistem irigasi, seperti tanaman tebu dan padi.
Di Andalusia, tanaman tebu disiram setiap empat sampai delapan hari sekali. Sedangkan padi, harus selalu terendam air. Kapas dikembangkan pada akhir abad ke-11. Sejarah mencatat, Andalusia akhirnya mampu berswasembada kapas dan mengekspornya ke Ifriqiya hingga ke selatan Sijlmasa. Tanaman jeruk juga mendapat air dari sistem irigasi meski seperti pohon dan tanaman kering lainnya, jeruk tidak perlu sering disiram.
Mengenai kemajuan Andalusia dalam bidang pertanian juga dikatakan Joseph McCabe, cendekiawan berkebangsaan Inggris. Di bawah kekuasaan Islam, Andalusia menjelma menjadi daerah perkebunan yang subur, katanya.
Di sepanjang wilayah Guadalquivir, Spanyol, lanjut dia, terdapat 12 ribu desa yang memiliki lahan pertanian subur. Para petani Muslim mengerjakan sendiri lahan-lahan perkebunan itu. Kondisi jauh berbeda dibanding ketika Andalusia dikuasai orang-orang Kristen. Kala itu, perkebunan digarap oleh para budak dan tak semaju ketika dikelola Muslim.