Eropa Adopsi Tata Cara Penyajian Makanan ala Muslim
IHRAM.CO.ID,Tata urutan penyajian makanan di Eropa yang kemudian mendunia ternyata mengadopsi tata cara penyajian makanan ala Muslim. Dua pakar Muslim, yakni Rhazes dan Ibnu Zohr, merekomendasikan tata urutan penyajian makanan mulai dari salad atau sup, hidangan utama, dan hidangan penutup.
Seluruh rangkaian tadi diakhiri dengan mencuci tangan di meja dengan air mawar.
Dari Pasta Sampai Es Krim
Banyak hal di bidang kuliner Muslim yang kemudian diadopsi oleh masyarakat Eropa. Beberapa di antaranya adalah:
Pasta
Penggunaan pasta direkam dari berbagai sumber sejarah dan seorang pelancong, Al-Bakri, (abad ke-11 M). Dituturkan Al-Bakri, suatu kali, sebelum kedatangan Marcopolo, para pengelola biara di utara Spanyol membawa wanita Muslim untuk membuat pasta sebagai salah satu sajian perjamuan.
Ia membuat bagian luar pasta dari balutan gandum durum sehingga bentuknya lain dari mi buatan Cina yang diolah dari beras. Tingginya kadar gluten dalam durum membuat perbedaan dari segi elastisitas adonan. Gandum durum ini diperkenalkan oleh para pedagang Muslim yang berlayar ke Sisilia dan Spanyol pada abad ke-10.
Proses distilasi
Istilah ini identik dengan penyulingan minyak dari tumbuhan dan rempah-rempah. Sebelumnya, proses distilasi tidak diketahui oleh bangsa Romawi. Kemunculannya di dunia Islam terekam dalam karya-karya Al-Razi Ibnu dan Jabir Hayyan. Proses penyulingan ini juga disebutkan dalam terjemahan Latin dari karya Ibn Sina pada abad 11 Masehi. Kaum minoritas, seperti Yahudi dan Kristen, menggunakan proses ini untuk membuat minuman beralkohol.
Kue kering
Sungguh ironis melihat negara Prancis diklaim sebagai induk pembuat kue kering dunia. Sesungguhnya, baru pada abad ke-14 Masehi, mereka mempunyai toko kue untuk pertama kalinya. Dan sejatinya, dunia Islamlah yang mengawali pembuatan kue kering.
Es krim
Kudapan manis dan dingin ini ternyata terinspirasi dari makanan Arab. Meski Italia mempunyai banyak varian seperti cassata, ternyata kata asalnya qashda yang berarti krim. Keberadaan serbat musharabiya melengkapi kenikmatan penyajian es krim pada abad ke-11 hingga ke-12 Masehi.
Teknik penyimpanan es krim juga tersebar luas dan dilestarikan pembuat es kala itu. Negara Suriah menjadi penyedia es di kawasan Mesir, sementara Spanyol menggunakan jasa pembuat es Sierra Nevada. Dalam perkembangannya, beberapa dokter, seperti Al-Rhazi dan Ibnu Sina, menentang minuman es karena bisa berbahaya bagi saraf.
Sejarah menunjukkan bahwa para ilmuwan dan dokter Muslim menjadi pencetus awal makanan sehat dunia. Bangsa Eropa baru mengenalnya setelah mereka menapaki Jazirah Arab pada masa Periode Baru. Bahan-bahan eksotik dan rempah pun mereka jadikan komoditas perdagangan.
Hubungan Turki Usmani-Eropa yang berlangsung selama berabad-abad terjadi di tengah perkembangan politik dan ekonomi di kedua belah pihak. Dalam bidang perdagangan, komunitas Muslim Turki memiliki hubungan paling dekat dengan Eropa. Hubungan erat ini pada akhirnya menyentuh bidang kuliner hingga seni kuliner Muslim memengaruhi dan menjadi rujukan di Eropa.