Tao Toba Heritage Fest Dorong Kebangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Kegiatan ini diusung untuk mengeksplor keindahan Danau Toba.
REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Keindahan Danau Toba akan jadi saksi digelarnya festival bertema Tao Toba Heritage Fest. Kegiatan ini diusung untuk mengeksplor keindahan Danau Toba bersama dengan pagelaran budaya, festival musik, agenda bersepeda, dan wisata kuliner lokal dari UMKM.
Danau Toba (Tao Toba) adalah danau vulkanik terbesar di dunia yang menjadi wisata unggulan Sumatera Utara, tepatnya di Pulau Samosir. Bukan hanya tentang keindahan alamnya yang memesona, Tao Toba juga menyimpan sejarah dan warisan budaya yang prestisius.
Salah satunya adalah budaya Mangalahat Horbo yang menjadi puncak pagelaran budaya di Tao Toba Heritage Fest. Sebuah tradisi tertua Batak Toba kepada ‘Sang Pencipta Yang Agung’ agar masyarakat mendapatkan keberkahan, kebesaran hati, kekuatan, kemakmuran, serta panen melimpah–biasanya diadakan pada perayaan panen, kemenangan, pemberian gelar, dan kelahiran raja.
Kegiatan yanh diinisiasi Renjana Productions ini juga mempersembahkan pagelaran Manortor massal di Tao Toba Heritage Fest–prosesi tarian adat sebagai bentuk kegembiraan dan penghormatan kepada Tuhan, leluhur, serta raja-raja. Tarian ini juga merupakan media untuk menyampaikan harapan dan memohon perlindungan.
Rangkaian tradisi ini juga dipersembahkan dengan sajian-sajian musik yang mendasari penyelenggaraan kultural festival musik di Tao Toba Heritage Fest oleh Renjana Productions. Festival ini juga dimeriahkan oleh Marsada Band, Ipang Lazuardi, Jamrud, Naff, dan Viky Sianipar.
"Kami akan mengeksplorasi dan mempresentasikan budaya serta keindahan Danau Toba dengan cara terbaik yang semoga dapat membantu mendorong menghidupkan pariwisata setempat. Indonesia keren, ayo kita ke Samosir," kata Raiden Soedjono selaku Project Director Tao Toba Fest, Senin (21/11/2022).
Para peserta juga diajak untuk menikmati alam Danau Toba pada aktivasi ‘Fun Ride Toba Heritage’, yaitu bersepeda 17 km melalui rute Tuk-Tuk Siandongv–Tomok–Desa Garoga–Ambarita–Silagan–Tukutuk.
Rute tersebut melewati berbagai spot memesona termasuk Bukit Beta, Pasar Kerajinan Tangan & Oleh-Oleh Tomok, Makam Raja Batak Sidabutar Peninggalan Zaman Megalitikum di Desa Tomok, Museum Adat Batak, Simagande Waterfall, Situs Kerajaan Adat Batak Huta Sialagan, dan kawasan distrik Hotel Tuktuk.
Peserta, kata dia, bukan hanya bisa mengagumi keindahan Pulau Samosir tapi juga mempelajari budaya setempat. Rangkaian acara ini juga dilengkapi dengan hadirnya UMKM untuk memperkenalkan makanan, kerajinan, dan cenderamata lokal, tentunya juga demi memajukan perekonomian masyarakat sekitar melalui pariwisata.
"Pastinya kami ingin mempertontonkan bahwa Indonesia itu keren dengan segala warna-warni alam dan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah Danau Toba. Danau Toba juga memiliki landscape yang sangat cantik dengan budaya yang terjaga dengan baik sehingga akan menggugah hasrat dan rasa penasaran wisatawan baik lokal dan internasional untuk datang ke sini. Pasca-pandemi, gairah pariwisata menurun, sehingga kami perlu berkolaborasi kembali menghidupkan pariwisata lokal melalui festival seperti ini," kata Fendy Mugni selaku CEO Renjana Production.
Festival ini dibuka secara gratis untuk menjangkau wisatawan yang lebih luas, namun tetap ada pembatasan kerumunan yaitu sekitar 4.000-5.000 pengunjung yang diawasi oleh Kepolisian setempat, serta menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan.