Anthony Fauci Dorong Warga AS untuk Vaksin dan Booster Covid-19

Anthony Fauci juga mengkampanyekan keefektifan masker

AP/Carolyn Kaster
Penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci mendorong warga Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan suntikan vaksin dan penguat atau booster Covid-19.
Rep: Fergi Nadira B Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci mendorong warga Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan suntikan vaksin dan penguat atau booster Covid-19. Hal ini ia katakan pada konferensi pers sebelum ia pensiun sebagai penasihat medis.

Fauci juga mengkampanyekan keefektifan masker. Seperti tercatat, AS memimpin dunia dalam angka kematian Covid-19 yang tercatat dengan lebih dari satu juta. Fauci mengatakan, vaksin benar-benar aman setelah 13 miliar dosis vaksin Covid-19 diberikan di seluruh dunia.

"Ketika saya melihat orang-orang di negara ini menghadapi perpecahan tidak divaksinasi karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan kesehatan masyarakat, tetapi harus dilakukan karena perpecahan dan perbedaan ideologi, sebagai dokter, itu menyakitkan saya," kata Fauci.

"Saya tidak ingin melihat siapa pun dirawat di rumah sakit, dan saya tidak ingin melihat siapa pun meninggal karena Covid-19. Apakah Anda seorang Republik sayap kanan atau Demokrat sayap kiri, tidak ada bedanya bagi saya," lanjutnya.

Koordinator respons Covid-19 Gedung Putih Ashish Jha, yang bergabung dengan Fauci di podium, mengatakan pemerintah berusaha mempromosikan dokter sebagai sumber informasi tentang pandemi daripada suara-suara yang tidak mendapat informasi. "Anda dapat memutuskan untuk mempercayai dokter Amerika, atau Anda dapat mempercayai beberapa pria acak di Twitter," kata Jha.

"Untuk jurnalis dan orang yang menjalankan platform, apa yang akan saya katakan adalah, Anda harus memikirkan apa tanggung jawab pribadi Anda. Dan apakah Anda ingin menjadi sumber misinformasi dan disinformasi? Terserah orang-orang itu," ujarnya menambahkan.

Fauci mengundurkan diri pada Desember setelah 54 tahun melayani publik. Pria berusia 81 tahun itu telah mengepalai Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, bagian dari Institut Kesehatan Nasional, sejak 1984.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler