Catat! 5 Modus Penipuan WhatsApp yang Harus Diwaspadai
Peretasan WhatsApp kian masif dari hari ke hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – WhatsApp merupakan platform yang paling banyak digunakan dengan dua miliar pengguna saat ini di dunia. Sayangnya, WhatsApp juga digunakan oleh aktor jahat untuk melancarkan penipuan. Akibatnya, penipuan, peretasan suara, dan pencurian identitas terus meningkat.
Penipuan WhatsApp melibatkan proses yang sangat canggih di mana pengguna tanpa sadar akhirnya berbagi informasi rahasia. Penipu sebagian besar tertarik untuk mengambil informasi pribadi sehingga mereka dapat menyamar sebagai pengguna dan mengakses uang mereka.
Dalam kasus lain, peretas menggunakan spyware untuk mendapatkan kendali penuh. Ini dilakukan dengan menggunakan kode verifikasi WhatsApp palsu yang seringkali sulit dideteksi dan dilacak kembali. Pada tahun lalu, penipuan WhatsApp telah meningkat sebesar 2.000 persen. Berikut berbagai jenis penipuan yang dijalankan di aplikasi, seperti dilansir Smallbiztrends, Kamis (24/11/2022):
Penipuan akun bisnis Whatsapp
Dalam beberapa kasus, penipu telah menyiapkan akun bisnis palsu untuk menipu pengguna. Mereka sangat mirip dengan akun bisnis terverifikasi sehingga semakin sulit dideteksi oleh pengguna. Sebagai pemilik bisnis, Anda harus terus mengawasi penipu yang menyamar sebagai bisnis Anda dan melaporkannya. Perlu dicatat, akun bisnis dengan tanda tanya berwarna abu-abu menunjukkan bahwa akun tersebut belum diverifikasi oleh WhatsApp.
Penipuan nomor
Sebagian besar scammer WhatsApp sangat mahir dalam menggunakan teknologi untuk menipu orang. Misal, penipuan nomor yang salah. Menggunakan chatbot otomatis, scammer menghubungi calon korban, melibatkan mereka dalam percakapan hanya untuk menipu mereka. Prosesnya cukup mudah.
Penipu akan menghubungi calon korban yang akan menganggapnya sebagai nomor acak yang salah. Setelah percakapan dimulai, scammer akan membuat strategi untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi.
Trik verifikasi
Penipuan verifikasi adalah cara umum lainnya untuk meretas akun WhatsApp. Korban menerima dua pesan hampir bersamaan. Satu pesan biasanya merupakan permintaan maaf dari teman atau anggota keluarga yang mengatakan bahwa mereka secara tidak sengaja mengirimkan kode verifikasi ke akun korban.
Mereka kemudian meminta kode. Setelah kode dibagikan, peretas mengambil kendali penuh atas akun WhatsApp korban.
Peniruan ibu dan ayah
Cara termudah untuk menipu orang adalah dengan menyamar sebagai teman atau keluarga. Penipuan ibu dan ayah telah ada selama beberapa tahun. Scammer akan berpura-pura menjadi anggota keluarga dan menipu korban.
Dalam kasus penipuan ini, korban menerima pesan dari anggota keluarga dekat yang mengaku kehilangan ponselnya. Kemudian mereka meminta korban untuk membagikan detail rekening bank.
Pembajakan WhatsApp
Pembajak dunia maya dapat mengakses lengkap ponsel korban. Beberapa dari mereka melakukannya dengan sangat baik. Dibutuhkan setidaknya beberapa jam atau berhari-hari bagi korban untuk menyadari apa yang telah terjadi. Mereka membuat korban memasang spyware yang mengungkapkan informasi rahasia seperti nama pengguna, kata sandi, dan lainnya.