Beri Keterampilan ke Anak Berkebutuhan Khusus, SLBN Sukabumi Ajarkan Agribisnis

Lulusan di SLBN Surade jika tidak terserap di dunia kerja, mereka bisa berwirausaha

istimewa
Kepala Sekolah di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat, Dini Handayani mencurahkan perhatiannya. pada anak berkebutuhan khusus yang membuatnay memperoleh penghargaan
Rep: arie lukihardianti Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Semua anak memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan. Walaupun, anak tersebut memiliki kekurangan karena berkebutuhan khusus.

Baca Juga


Untuk menjadikan anak berkebutuhan khusus berketerampilan, seorang Kepala Sekolah di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat, Dini Handayani mencurahkan perhatiannya.

Melalui pemikirannya, Dini Handayani menggagas sejumlah inovasi untuk anak disabilitas. Salah satu inovasi Kepala Sekolah SLBN Surade Sukabumi ini, yaitu menggulirakan program vokasi layaknya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di mana saat ini ada dua jurusan vokasional di SLBN Surade, yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura serta Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. "Saat ini SLBN Surade satu-satunya SLBN yang memiliki jurusan vokasional seperti SMK," ujar Dini Handayani dalam siaran pers Disdik Jabar, Kamis (24/11/2022).

Dini menceritakan bagaimana asal mula pemikirannya untuk membentuk jurusan di SLBN Surade. Dengan bekal landasan kurikulum bahwa SLB juga mengakomodir keterampilan para siswanya. Namun, program vokasional di SLB itu, harus terarah dan terjamin keberlangsungannya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya melakukan kembali analisis lingkungan yang tertuju pada potensi yang ada di Kabupaten Sukabumi, termasuk mata pencaharian orangtua. Sehingga, lulusan di SLBN Surade itu jika tidak terserap di dunia kerja, mereka bisa berwirausaha atau minimal bisa membantu pekerjaan orangtuanya.

"Akhirnya baru tersusun ternyata mata pencaharian siswa itu petani, berati saya putuskan kita ke pertanian. Saya tidak ngerti juga pertanian. Saya belajar ke SMK Pertanian, jadi saya berkolaborasi, jadi alurnya saya analisis dulu apa yang harus disiapkan. Analisis SDM, sarana prasarana dan juga kurikulumnya," paparnya.

Mengingat SDM guru di bidang pertanian belum ada,  kata dia, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk memberikan penyuluhan kepada semua guru. Begitupun dengan sarana prasarana sekolah yang belum ada, pihaknya juga memutar otak bagaimana lahan yang sudah ada bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendukung program tersebut. Akhirnya, setengah lapangan SLBN Surade dijadikan lahan perkebunan.

"SDM tidak ada saya kerjasama dengan Dinas Pertanian, yaitu untuk memberikan penyuluhan ke semua guru. itu bulan pertama di Surade, makannya cepet. Sarana sekolah Surade luas 6000 meter, lapangannya juga luas. Akhirnya saya potong dijadikan lapang, sepotong jadi kebon. Ukurannya sekitar 20x 15 meter. Lahan ada dan guru sudah siap," katanya.

Untuk kurikulum sendiri, kata dia, pihaknya belajar ke SMKN 1 Cibadak. Respon dan dukungan dari SMKN 1 Cibadak pun sangat baik, bahkan mempersilahkan siswa-siswi SLBN Surade untuk melakukan ujian kompetensi di SMKN 1 Cibadak."Saya belajar di SMKN 1 Cibadak, di sana mengajari saya tentang pertanian. Sudah saja gunakan kurikulum SMK nanti ujiannya bisa ikut ke kita (SMKN 1 Cibadak), ujian kompetensi di SMK oleh lembaga sertifikasi profesinya. Sehingga lulusan SLBN Surade itu akan mendapat sertifikat," kata Dini.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler