17 Jenazah Berhasil Ditemukan, Korban Meninggal Gempa Cianjur Jadi 310 Orang

Hingga saat ini sebanyak 24 orang yang diduga menjadi korban gempa belum ditemukan.

AP/Garry Lotulung
Tim penyelamat menyiapkan jenazah seorang gadis berusia tujuh tahun yang tewas dalam gempa Senin untuk dimakamkan, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 25 November 2022. Gempa berkekuatan 5,6 SR itu menewaskan ratusan orang, banyak di antaranya anak-anak , dan melukai ribuan orang.
Rep: Riga Nurul Iman Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Upaya pencarian terhadap korban bencana gempa Cianjur terus dilakukan. Pada Jumat (25/11/2022) sebanyak 17 jenazah ditemukan di wilayah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

"Hari ini total ditemukan sebanyak 17 jenazah, sehingga jumlah yang meninggal akibat gempa Cianjur menjadi sebanyak 310 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jumat sore.

Baca Juga


Di mana pada Kamis (24/11/2022) ditemukan sebanyak 22 jenazah. Rinciannya pada saat keterangan pers pada sore hari disampaikan 272 orang korban meninggal. Selanjutnya setelah konferensi pers pada Kamis ditemukan satu orang korban dan setelah ditelusuri ke sarana kesehatan rumah sakit dan puskesmas serta petugas gabungan ditemukan 20 orang korban.

Sehingga total ditemukan pada Kamis lalu 22 orang. Suharyanto menuturkan, dari data sebelumnya ada 39 orang warga hilang yakni 32 orang warga Cugenang dan tujuh orang warga pelintas warung Sate Sinta. Ternyata setelah dilakukan pencarian ditemukan bukan tujuh orang melainkan ditemukan sembilan jenazah.

Hal ini karena pelintas dari warga luar Cugenang dan masih diidentifikasi. Seluruh warga di sekitar Cugenang dan Cianjur atau dari luar Cianjur yang merasa anggota keluarganya tidak ditemukan atau hilang diminta segera melapor.

Menurut Suharyanto, dari 32 orang warga Cugenang sudah ada by name by adress ada identitasnya. Intinya Kantor Pertolongan Tim SAR dan gabungan per hari ini mendapatkan jenazah 17 orang.

Sehingga, jumlah meninggal 310 orang dan masih belum ditemukan 24 orang. Para korban ini masih dicari terus karena sudah jelas identitasnya, sehingga ketika ditemukan dikurangi dari jumlah yang hilang.

"Untuk kerugian materiil tidak banyak bergeser terkait rumah rusak dan untuk klasifikasi nantinya ada asesment dari tim bekerja di lapangan baik Kementerian PUPR, pemda dan perguruan tinggi, BPBD, dan BNPB," ungkap Suharyanto.

Sementara itu, untuk infrastruktur sekolah bertambah menjadi 363 sekolah, 144 tempat ibadah, faskes 3 unit, dan 16 gedung kantor. Untuk pendistribusian logistik lanjut Suharyanto berjalan semakim baik. Di mana bagi yang ingin pendistribusian langsung ke pengungsi oleh organisasi masyarakat diizinkan dengan pengawaalan kepolisian. Langkah ini mencegah adanya potongan rekaman video memperlihatkan penghadangan oleh warga terdampak atau yang lain meminta barang dan uang.

Per hari ini pun lanjut Suharyanto, pihaknya mendata ulang titik pengungsian. Di mana berhasil disurvei menemukan ada 110 titik tempat pengungsian baik terpusat besar 200 hingga 500 orang baik hanya 5 hingga 10 orang terpencar di 15 kecamatan. Lokasi pengungsian ini membutuhkan strategi tenaga dan kekuatan ekstra pendistibusian logistik ke depan semakin baik.

Harapannya semua masyarakat Cianjur yakni 60 ribu pengungsi bisa terlayani. Bahkan kini didata nama dan umur misalnya 650 orang ibu hamil, 34 orang penyandang disabilitas dan 21.071 orang pengungsi petempuan. Data ini berkembang karena akan terus dilakukan pendataan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler