Penyintas Gempa Gotong Royong Memasak di Dapur Umum Pengungsian

Di posko Kampung Panyaweuyan, Desa Ciherang ada 620 jiwa yang mengungsi.

Republika/Thoudy Badai
Relawan menyiapkan hidangan makan malam untuk pemgungsi korban gempa Cianjur di posko relawan Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Dalam satu hari mereka mendistribusikan makanan sebanyak 3000 porsi yang dibagikan ke beberapa titik posko pengungsi di Kecamatan Cugenang. Republika/Thoudy Badai
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Warga penyintas gempa 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bergotong royong memasak di dapur umum untuk dibagikan kepada para pengungsi, relawan dan aparat. Di Kampung Panyaweuyan, Desa Ciherang, Cianjur, Jumat (25/11/2022), ibu-ibu berjumlah 13 orang sibuk dengan kegiatan masak-memasak.

Baca Juga


Ada yang sedang mengaduk satu kuali penuh ikan sarden dan ada yang sedang mengaduk sekuali timun yang dimasak kuah kuning. Kuali yang digunakan berukuran besar dengan ukuran lebar 38 cm dan tinggi 16 cm yang mampu memasak untuk 60 porsi makanan.

Menurut Mumun, koordinator pengungsi di Kampung Panyaweuyan, warga bergotong royong saling membantu mencukupi kebutuhan selama di pengungsian.

"Di posko mandiri, dapur dikelola sendiri memberdayakan ibu-ibu pengungsian," kata Momon.

Menurut dia, ada 620 jiwa yang mengungsi di posko tersebut, terdiri atas tiga rukun tetangga (RT 3, RT 4 dan RT 5) yang berada di RW 01 Kampung Panyaweuyan, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet. Mumun menyebutkan, lokasi tersebut kurang terjamah bantuan karena berada di wilayah perbatasan Cianjur dan Puncak (Bogor), selain juga akses menuju lokasi tertutup oleh longsor di wilayah Tapal Kuda, Cugenang.

Warga mengandalkan bantuan dari relawan dan mitra-mitra, seperti pihak usaha, serta Korps Brimob Polri yang mendirikan tenda peleton untuk warga. Selain itu, warga juga mendapatkan layanan pengobatan gratis, bantuan sembako, hingga selimut dan karpet.

"Di wilayah ini belum terjangkau oleh bantuan karena lokasinya berada di perbatasan, ditambah ada akses Jalan Raya Cianjur-Cipanas yang tertutup longsor. Beruntung tim Resimen IV menemukan posisi warga yang mengungsi, lalu mendirikan tenda peleton," kata Komandan Resimen II Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri Kombes Polisi Yustanto.

Salah satu warga bernama Lilis (54) menjelaskan bahwa warga memasak untuk makan tiga kali sehari. Pagi masak mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB makanan sudah didistribusikan kepada pengungsi dan relawan.

Kemudian untuk makan siang, pukul 14.00 WIB sudah didistrubusikan dan makan malam pukul 21.00 WIB. Menu yang dimasak bervariasi, lengkap dengan lauk-pauk dan sayuran.

"Di sini teh ada kebun sayur, ada yang sumbang kami boleh ambil sayurannya," kata Lilis.

Menurut Lilis, banyak yang peduli dan prihatin dengan masyarakat yang mengungsi dan mengirimkan bantuan, ada yang menyumbang jamur tiram, bahkan baso. "Iya banyak yang kasih sumbangan, hari ini ada yang kasih timun satu kuintal," katanya.

Lilis menambahkan,kegiatan memasak ini juga bertujuan mengisi waktu luang di pengungsian sembari memperkuat silaturahmi antarwarga.

 

Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler