FIFA Larang Penonton dengan Kostum Tentara Perang Salib Masuk ke Stadion di Qatar

Pakaian replika perang salib mengundang sentimen masa lalu yang pedih di Tanah Arab.

EPA-EFE/Neil Hall
Seorang penggemar timnas Inggris menggunakan replika pakaian perang salib. (Ilustrasi).
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- FIFA melarang penggemar Inggris memasuki stadion jika mereka mengenakan kostum tentara salib untuk menyaksikan pertandingan di Piala Dunia 2022 Qatar. Beberapa penggemar Inggris terlihat mengenakan kostum tentara salib, seperti baju besi rantai, helm plastik dan senjata mainan, selama pertandingan melawan Iran dan itu memicu protes di media sosial.

Baca Juga


Khususnya, kostum tentara salib dilarang di negara-negara Muslim karena alasan sejarah. Di negara-negara Muslim, itu seperti mengorek sejarah menyakitkan dari invasi kekerasan oleh orang-orang Kristen yang berusaha untuk merebut Yerusalem dan daerah sekitarnya di bawah kekuasaan Islam pada abad ke-11 hingga ke-13.

Penggemar Inggris telah mengenakan pakaian serupa sebelumnya saat menghadiri acara olahraga lainnya. Tetapi ketika beberapa orang muncul dengan kostum tentara salib di pertandingan Piala Dunia antara Inggris melawan Iran, mereka ditolak oleh pejabat, yang terekam dalam video yang tersebar di media sosial.

"Penggemar Inggris akan dilarang mengikuti pertandingan di Qatae mendatang jika mereka mengenakan kostum replika tentara salib yang dianggap tidak peka budaya di negara Muslim," kata FIFA, dikutip dari India Today, Sabtu (26/11/2022).

"Kostum ini dalam konteks Arab atau Timur Tengah dapat dianggap ofensif, jadi itulah alasan mengapa mereka tidak diizinkan di stadion," kata juru bicara FIFA.

Pertandingan antara Inggris melawan Amerika Serikat pada matchday kedua Grup B telah berakhir dengan hasil imbang tanpa gol. Sementara di partai berbeda, Iran berhasil menaklukkan Wales 2-0. Dengan hasil itu, Iran naik ke peringkat kedua, dan hanya tertinggal satu poin di bawah Inggris.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler