Iran Perkuat Keamanan Perbatasan di Dekat Irak Guna Hadapi Ancaman Kurdi
Pasukan Iran dan Turki sering menyerang pangkalan militer partai oposisi Kurdi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran telah memperkuat pasukan militer di dekat perbatasan barat dan barat laut negara itu guna menghadapi ancaman separatis Kurdi. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh komandan IRGC Mohammad Pakpour pada Jumat lalu.
“Unit pasukan lapis baja dan pasukan khusus telah dikerahkan untuk mencegah infiltrasi teroris yang berafiliasi dengan kelompok separatis yang berbasis di Irak utara dan penyelundupan senjata ke negara itu," kata Pakpour seperti dari lansri dari CGTN, Ahad (27/11/2022).
Pakpour mengatakan bahwa pasukan akan bertindak tegas menghadapi ketidakamanan yang disebabkan oleh pelaku kejahatan dan kelompok separatis anti-Iran di barat laut negara itu.
Irak juga baru-baru ini mengeluarkan arahan serupa. Juru bicara panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Irak, Yahya Rasul mengatakan bahwa pasukan bersenjata telah dikerahkan ke perbatasan untuk menghalau serangan udara yang masif dari pihak Iran.
Pada selasa lalu, IRGC menggunakan artileri dan drone untuk menyerang area yang diklaim sebagai markas separatis Kurdi di Irak Utara. Irak mengutuk keras pemboman lintas-perbatasan, dan Pemerintah Daerah Kurdistan juga mengeluarkan kecaman keras atas serangan tersebut.
“Kami mengutuk keras serangan yang telah menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya tujuh orang lainnya di Sulaymaniyah di wilayah Kurdistan Irak,” kata sumber keamanan Kurdi.
Pasukan Iran dan Turki sering menyerang pangkalan militer partai oposisi Kurdi di Kurdistan di Irak utara dan timur laut, dan menuduh mereka sebagai dalang atas serangan terhadap negara mereka.
Sementara itu, awal pekan ini, pejabat Iran mengatakan bahwa pihaknya tidak berencana untuk meluncurkan operasi darat militer kembali.
Sumber:
https://news.cgtn.com/news/2022-11-26/Iran-beefs-up-border-security-near-Iraq-citing-separatist-threats-1fgHnQlcmFa/index.html