Rusia: Keterlibatan AS yang Kian Dalam di Ukraina Bawa Konsekuensi Mengerikan

Jika AS terlibat semakin dalam akan menimbulkan risiko dan konsekuensi serius

Denis Balibouse/Pool via AP,
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan jika Washington terlibat semakin dalam, hal itu akan menimbulkan risiko dan konsekuensi serius.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia kembali memperingatkan Amerika Serikat (AS) tentang keterlibatannya dalam konflik di Ukraina. Moskow mengatakan, jika Washington terlibat semakin dalam, hal itu akan menimbulkan risiko dan konsekuensi serius.

“Kami mengirimkan sinyal kepada Amerika bahwa garis eskalasi dan keterlibatan mereka yang semakin dalam dalam konflik ini penuh dengan konsekuensi yang mengerikan. Risikonya meningkat,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Selasa (29/11/2022), dilaporkan kantor berita Interfax.

Ryabkov tak menjelaskan konsekuensi mengerikan semacam apa yang dimaksud. Dia mengungkapkan, saat ini tidak ada dialog yang terjalin antara Rusia dan AS. “Kami tidak melakukan dialog dengan AS mengenai topik Ukraina karena posisi kita sangat berbeda,” ucapnya.


Baca juga : Penyamaran Terungkap, Tentara Israel Segera Tinggalkan Qatar

Kendati demikian, Ryabkov menyebut, kedua negara bertukar “sinyal” secara terbuka. Sementara itu, pada Selasa lalu, para menteri luar negeri (menlu) anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berjanji meningkatkan dukungan ke Ukraina, termasuk memperbaiki infrastruktur energi milik negara tersebut yang rusak atau hancur akibat serangan Rusia.

“Agresi Rusia, termasuk serangannya yang terus-menerus dan tidak masuk akal terhadap warga sipil Ukraina dan infrastruktur energi, merampas jutaan warga Ukraina dari layanan dasar manusia,” kata para menlu anggota NATO dalam sebuah pernyataan bersama setelah melangsungkan pertemuan di Bukares, Rumania.

Mereka mengutuk kekejaman Rusia terhadap warga sipil Ukraina. "Kami akan melanjutkan serta meningkatkan dukungan politik dan praktis ke Ukraina karena terus mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya. Dan (kami) akan mempertahankan dukungan kami selama diperlukan," kata mereka.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama sembilan bulan. Hingga kini, baik Moskow maupun Kiev, belum memperlihatkan keinginan untuk duduk di meja perundingan.

Baca juga : China Pererat Kerja Sama Energi dengan Rusia

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler