Polri Perluas Area Pencarian Pilot Helikopter NBO 105/P-1103
Tim SAR telah menyediakan segala keperluan dalam pencarian diperluas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri bersama tim SAR gabungan memperluas area pencarian helikopter NBO 105/P-1103 milik Baharkam Mabes Polri yang jatuh di perairan Manggar, Belitung Timur. Mereka masih mencari keberadaan pilot helikopter, AKP Arif Rahman Saleh.
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyono mengatakan, area pencarian diperluas hingga radius 16,5 mil laut dari lokasi titik diduga jatuhnya helikopter yang diawaki empat kru tersebut. "Berbagai kemungkinan kami lakukan dan teman-teman SAR di lokasi pencarian sudah mempersiapkan segala sesuatunya," kata Arief, Rabu (30/11/2022).
Pertimbangan memperluas lokasi pencarian berdasarkan temuan jenazah kru helikopter atas nama Aipda Joko Modu selaku kopilot pelaksana. Dia ditemukan oleh nelayan di Perairan Manggar pada posisi 03 02? 57,1 Lintang Selatan, 108 30? 17,7 Bujur Timur dengan radial 150 derajat/16,5 mil laut dari lokasi kejadian.
Begitu pula dari hasil analisis menggunakan peralatan bantuan dari TNI AU yang mengerahkan pesawat CN-295, serta peralatan sonar bantuan dari TNI AL berupa KRI Spica-646, dan helikopter Polri yang menemukan kemungkinan lokasi helikopter jatuh. "Tim sudah menemukan kemungkinan-kemungkinan heli jatuh ditambah dengan temuan-temuan kepingan pesawat, kemungkinan dengan adanya arus dan angin, seperti ditemukan jenazah kru ketiga sudah bergeser sejauh 16,5 mili dari tempat kejadian ditemukan kemungkinan tempat jatuhnya," kata Arief.
Hingga malam ini, total sudah tiga jenazah kru helikopter NBO 105/P-1103 ditemukan. Tersisa satu jenazah lagi atas nama AKP Arif Rahman Saleh selaku pilot.
Ketiga jenazah yang ditemukan, yakni Bripda Muhammad Khoirul Anam selaku teknisi pelaksana ditemukan pada hari Senin (28/11/2022). Kemudian Briptu Mochammad Lasminto selaku kopilot pelaksana ditemukan pada hari Selasa (29/11/2022). Terakhir jenazah Bripka Joko Mudo pada Selasa (29/11) pukul 23.00 WIB.
Menurut Arief, kejadian ini merupakan musibah yang tidak diinginkan. Berdasarkan hasil analisis dan penelitian, kru helikopter sudah menjalankan tugas sesuai dengan standar prosedur operasi (SOP).
"Kru sudah melakukan SOP dengan benar, jadi ada dokumen ketika mereka akan berangkat sudah menggunakan jaket pelampung," katanya.
Jaket pelampung memudahkan ketika terjadi kecelakaan seperti saat ini. Kemungkinan korban akan muncul, dan tidak sulit untuk menemukannya karena pelampung juga menggunakan warna yang cerah. "Mohon doanya rekan-rekan," kata Arief.
Jenderal bintang tiga itu menambahkan, pencarian juga menghadapi tantangan cuaca yang kurang mendukung sehingga harus dengan peralatan canggih. "Insya Allah, bisa ditemukan selama cuaca mendukung karena cuaca sangat cepat sekali berubah sehingga menjadi kendala. Mudah-mudahan dengan peralatan diberikan kemudahan untuk bisa menemukan satu lagi kapten pilot," ujar Arief.