Tafsir Surat Yasin Ayat 47: Orang tidak Beriman Enggan Infak, Sedekah, dan Zakat
Harta benda, menurut ajaran Islam, mempunyai fungsi sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT enggan berinfak. Dalam tafsir Surah Yasin Ayat 47, orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak mau berinfak, bersedekah, dan berzakat padahal semua itu akan kembali manfaatnya kepada diri mereka.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Yasin: 47)
Ayat ini mengandung arti, salah satu bukti keingkaran mereka yang tidak beriman, jika dikatakan kepada mereka, "Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu kepada orang yang membutuhkan.”
Kemudian orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman dengan nada mengejek, "Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Sungguh, kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Demikianlah sifat orang kafir. Mereka tidak mau berinfak, bersedekah, dan berzakat padahal semua itu akan kembali manfaatnya kepada diri mereka.
Ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan bahwa Allah menyebutkan sisi lain dari keingkaran mereka, yaitu keengganan mereka menyumbangkan sebagian harta yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka.
Apabila kepada mereka dianjurkan menafkahkan harta bagi kepentingan fakir miskin dan orang yang memerlukan bantuan, mereka menjawab kepada orang-orang beriman yang menganjurkan itu, “Apa perlunya kami memberi mereka itu makan, karena Allah dapat memberi makan bila Allah menghendaki.”
Di samping itu, mereka mengatakan orang-orang mukmin yang suka menyumbangkan harta benda untuk membantu fakir miskin itu adalah orang-orang yang sesat dan bodoh. Alangkah jauh pendapat mereka itu dari kebenaran. Menyumbangkan sebagian harta benda dan menolong orang lain berupa sumbangan wajib, seperti zakat, maupun sumbangan suka rela, seperti sedekah, merupakan perwujudan dari rasa iman dan syukur atas nikmat Allah, dan sekaligus menghilangkan sifat bakhil dari jiwa manusia.
Harta benda, menurut ajaran Islam, mempunyai fungsi sosial, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Harta benda haruslah dijadikan alat untuk mempererat tali persaudaraan, solidaritas, dan kegotongroyongan. Manusia tidak akan dapat hidup sendiri, tanpa mengharapkan pertolongan orang lain dalam berbagai keperluan hidup, walaupun ia seorang yang kaya raya.