Gunungkidul Upayakan Lahan Pertanian Terdampak Bencana Dapat Asuransi
Petani bisa mengklaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare jika terjadi kerusakan.
REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNGKIDUL -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan lahan pertanian seluas 3,9 hektare terdampak bencana hidrometeorologi mendapatkan asuransi usaha tani padi.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan bencana hidrometeorologi menyebabkan lahan pertanian di Gunungkidul terendam air, sehingga menyebabkan kerusakan tanaman.
Berdasarkan hasil inventarisasi inventarisasi lahan pertanian yang ikut asuransi usaha tani padi (AUTP) seluas 320,1 hektare, yang terdampak hanya 3,9 hektare.
"Kami mengupayakan petani pemilik lahan terdampak banjir ini mendapat asuransi," kata Raharjo, Selasa (6/12/2022).
Ia mengatakan berdasarkan inventarisasi, lahan seluas 3,9 hektare ini ditanami padi. Tanaman padi tersebut mengalami kerusakan.
Menurut Raharjo, AUTP merupakan program dari Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Nilai klaim asuransi dari lahan yang rusak ini sekitar Rp22,5 juta.
"Sampai saat ini proses pencairan klaim masih terus dilakukan," katanya.
Raharjo mengatakan adanya asuransi bisa menekan kerugian yang timbul akibat kerusakan lahan. Apalagi preminya juga terbilang rendah karena ada subsidi asuransi, yaitu hanya Rp36 ribu per hektare.
"Petani bisa mengklaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare jika terjadi kerusakan. Petani cukup melengkapi dokumen persyaratan dan bukti kerusakan lahan agar bisa mengajukan klaim," katanya.
Untuk itu, lanjut Raharjo, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mendorong petani mengikuti program asuransi usaha tani padi. Hal ini mengantisipasi bila terjadi gagal panen, baik disebabkan bencana atau serangan hama.
"Makanya kami dorong agar petani ikut AUTP ini. Asuransi ini sangat penting untuk menjaga hasil pangan," kata Raharjo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi berharap petani yang mendapat asuransi atas lahannya yang terendam banjir, bisa menjadi contoh bagi petani lainnya. Saat ini, di Gunungkidul masih banyak lahan padi yang belum terdaftar mengikuti asuransi.
"Kami harap petani mendaftar asuransi agar perlindungan lahan pertanian di Gunungkidul bisa lebih baik. Kami akan menyosialisasikan ini kepada petani tentang pentingnya asuransi untuk padi," katanya.