Inggris Setuju Pembukaan Tambang Batu Bara Pertama

Tambang ini diusulkan untuk dioperasikan selama 50 tahun.

AP Photo/Jean-Francois Badias
Tumpukan batu bara digambarkan di pembangkit listrik tenaga batu bara Selasa, 29 November 2022 di Saint-Avold, Prancis timur. Inggris menyetujui tambang batu bara baru pertama dalam beberapa dekade pada Rabu (7/12/2022).
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyetujui tambang batu bara baru pertama dalam beberapa dekade pada Rabu (7/12/2022). Pembukaan ini untuk menghasilkan bahan bakar untuk digunakan dalam pembuatan baja dan langsung menuai kritik dari lawan.

Baca Juga


"Batu bara ini akan digunakan untuk produksi baja dan jika tidak perlu diimpor. Itu tidak akan digunakan untuk pembangkit listrik," kata juru bicara Departemen Peningkatan, Perumahan, dan Masyarakat setelah menteri Michael Gove memberikan izin.

The Woodhouse Colliery yang akan dikembangkan oleh West Cumbria Mining di barat laut Inggris berupaya mengekstrak batu bara yang digunakan dalam industri baja daripada untuk pembangkit listrik. Diperkirakan pembukaan ini akan menciptakan sekitar 500 pekerjaan.

"Tambang berusaha untuk menjadi nol bersih dalam operasinya dan diharapkan dapat berkontribusi pada lapangan kerja lokal dan ekonomi yang lebih luas," ujar juru bicara tersebut.

Tambang batu bara berukuran sekitar 60 lapangan sepak bola itu akan memakan waktu dua tahun untuk dibangun dengan biaya yang diperkirakan pada 2019 sebesar 165 juta poundsterling. Tambang ini diusulkan untuk dioperasikan selama 50 tahun.

Fasilitas ini akan memasok pembuat baja di Inggris dan Eropa Barat dan mencapai produksi puncak setelah lima tahun. Lebih dari 80 persen pekerjaannya diharapkan bekerja di bawah tanah dalam produksi batubara.

Proyek yang diresmikan pada 2014 ini telah mendapat kecaman dari panel penasihat iklim independen pemerintah Inggris serta partai oposisi, aktivis dan organisasi iklim, termasuk Greta Thunberg dan Greenpeace. 

Sebagian besar batu bara yang dihasilkan diharapkan akan diekspor ke Eropa. Dokumen perencanaan menunjukkan, bahwa lebih dari 80 persen batu bara yang akan dihasilkan tambang setiap tahunnya diperkirakan, setelah lima tahun, dikirim ke terminal ekspor di pantai timur Inggris.

 

Emisi gas rumah kaca dari pembakaran batu bara adalah satu-satunya penyumbang terbesar perubahan iklim. Dengan pembukaan ini dinilai akan membuat negara itu jauh dari mencapai target iklim global.

Profesor Sumber Daya dan Kebijakan Lingkungan di UCL Institute for Sustainable Resources Paul Elkins mengatakan, tambang itu tidak masuk akal secara lingkungan atau ekonomi. "Menyetujui itu juga merusak reputasi Inggris sebagai pemimpin global dalam aksi iklim dan membukanya untuk tuduhan kemunafikan yang dibenarkan, memberitahu negara lain untuk membuang batubara sementara tidak melakukannya sendiri," katanya.

Inggris telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkannya untuk membawa semua emisi gas rumah kaca ke nol bersih pada 2050. Ketua Komite Perubahan Iklim independen Inggris John Gummer mengkritik persetujuan proyek Woodhouse.

"Penghapusan penggunaan batu bara adalah persyaratan paling jelas dari upaya global menuju Net Zero. Keputusan ini meningkatkan emisi global," kata Gummer dalam sebuah pernyataan.

 

Inggris pernah mempekerjakan 1,2 juta orang di hampir 3.000 tambang batu bara. Tambang dalam terakhirnya ditutup pada 2015. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler