Jelang Nataru, Ikappi: Harga Bahan Pokok Naik Lebih Cepat

Harga pangan yang mulai mengalami kenaikan signifikan cabai, bawang dan telur.

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Pedagang melayani pembeli di pasar tradisional. ilustrasi
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat mulai terdapat kenaikan sebagian harga pangan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Ikappi menilai, kenaikan harga pangan di akhir tahun ini lebih cepat dari biasanya.

Baca Juga


Ketua Bidang Organisasi Ikappi, Teguh Setiawan, menuturkan, kenaikan harga pangan menjelang momentum Nataru biasa mulai terjadi sekitar H-10 atau pada 20 Desember. "Tapi saat ini beberapa komoditas permintaan belum tinggi dan harga komoditas sudah naik," kata Teguh melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Selasa (13/12/2022).

Adapun kenaikan harga pangan yang mulai mengalami kenaikan signifikan di antaranya cabai, bawang merah, telur ayam ras, serta sayur-mayur yang cukup mendominasi. Kenaikan cukup tinggi terutama terjadi di pasar-pasar tradisional wilayah Jakarta.

Harga cabai rawit merah tembus pada kisaran Rp 55 ribu per kg - Rp 60 ribu per kg, harga bawang merah Rp 35 ribu per kg - Rp 40 ribu per kg, serta telur ayam ras pada kisaran Rp 35 ribu per kg. Komoditas sayur yang mengalami kenaikan harga di antaranya kol dari semula Rp 12 ribu per kg menjadi Rp 15 ribu per kg serta tomat dari Rp 16 ribu per kg menjadi Rp 20 ribu per kg.

Disamping itu, Ikappi juga menyoroti persoalan kelangkaan kedelai yang menyebabkan kenaikan harga pada tahu dan tempe. Harga tempe naik dari Rp 8 ribu per papan menjadi Rp 10 ribu per papan sedangkan tahun dari Rp 10 ribu per papan menjadi Rp 12 ribu per papan.

Teguh mengatakan, beberapa komoditas tersebut menjadi pantauan Ikappi. Pasalnya, kenaikan harga pangan bisa berdampak pada kenaikan inflasi yang bisa mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Kami minta kepada pemerintah untuk menjaga dan memastikan stock terjaga dengan baik yang ada di pasar tradisional sehingga natal dan tahun baru kenaikannya tidak siginifikan," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler