Walau tak Khusyuk, Tetaplah Berdzikir
IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Dzikir adalah ibadah yang paling mudah dan fleksibel dilakukan oleh umat Islam. Dalam kondisi apapun dzikir dapat dilakukan, bahkan di saat hati sedang tidak fokus atau tidak hadirnya hatimu saat berdzikir kepada-Nya.
Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menasihati bahwa janganlah sesekali seorang Muslim berhenti berdzikir hanya karena tidak hadirnya hati saat menyebut asma Allah. Sebab kelalaian dari berdzikir kepada-Nya jauh lebih buruk daripada kelalaian di saat tengah berdzikir kepadaNya.
Dengan memaksakan diri untuk berdzikir walau hati sedang tidak fokus, kita dapat berdoa agar Allah SWT dapat berkenan mengubah kondisi yang sedang kita alami. Yakni dari kelalaian saat berdzikir menuju kesadaran saat melakukannya. Dari dzikir dengan kesadaran penuh menuju dzikir dengan hadirnya hati di dalamnya.
Dari dzikir yang disertai hadirnya hati menuju dzikir yang mampu mengabaikan selain yang disebut saat berdzikir, "Dan yang demikian itu tidaklah sulit bagi Allah,". Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa lalai untuk berdzikir kepada Allah sama saja dengan menjauhkan diri dari-Nya. Baik secara hati atau pun lisan. Sementara lalai di saat tengah berdzikir, walau hati kita jauh dari Allah, namun lisan kita tetap dekat dengan-Nya.
Di dalam Alquran, kata 'dzikir' disebut sebanyak 267 kali dengan berbagai bentuk kata (derivasinya). Diantaranya, bermakna mengingat Allah, dalam arti menghadirkan dalam hati.
Allah berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 41-41, "Ya ayyuhalladzina aamanu-dzkuruullaha dzikran katsiran, wa sabbihuhu bukrotan wa ashilan,". Yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang,".