Ilmuwan Coba Ekstraksi DNA Historis dari “Drakula” Asli

Ilmuwan mencoba ekstraksi DNA Vlad III Dracula.

fanpop
Sosok Drakula dalam film berdasarkan novel Bram Stoker.
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah ilmuwan dilaporkan sedang mencoba mengekstraksi DNA penguasa terkenal Vlad III Dracula dari surat-surat yang terkait dengannya. Vlad III Dracula yang dikenal dalam sejarah sebagai Vlad the Impaler, merupakan sosok inspirasi di balik tokoh vampir Drakula yang ditulis oleh Bram Stoker.

Baca Juga


Tujuan ekstraksi DNA guna membangun gambaran yang tidak hanya dari susunan fisik penguasa wallachian, tetapi gambaran kondisi iklim tempat dia tinggal. Tindakan ini menimbulkan segelintir pertanyaan: seperti bagaimana DNA yang terawetkan dalam ludah atau air mata yang mengering ratusan lalu di lembaran kertas dapat membantu merekontruksi wajah dan atribut fisik orang yang sudah lama meninggal?

Perusahaan bernama Parabon Nanolabs mengklaim dapat memprediksi atribut fisik seseorang hanya dengan menggunakan sampel DNA mereka. Seniman yang berbasis di New York, Heather Dewey-Hagborg mengambil DNA yang dibuang dari jalan dan mengklaim bahwa itu cukup untuk menentukan banyak hal.

DNA itu bisa menentukan dari mana asal nenek moyang seseorang, jenis kelamin, warna mata, warna rambut, corak, bintik-bintik, kecenderungan mereka untuk kelebihan berat badan dan beberapa dimensi wajah. Awal tahun ini, Corsight AI Israel juga mengklaim menawarkan layanan DNA to Face yang dapat membuat wajah seseorang hanya dengan sampel DNA.

Merekonstruksi Drakula secara kimiawi

Drakula tampaknya menjadi sosok berikutnya dalam daftar ilmuwan. Gleb dan Svetlana Zilberstein mengklaim telah mengelola ekstraksi jejak biokimia dari surat yang ditandatangani oleh Vlad The Impaler.

Jejak biokimia ini termasuk molekul seperti protein dan metabolit. "Molekul-molekul ini lebih stabil daripada DNA dan memberikan lebih banyak informasi tentang kondisi lingkungan, kesehatan, gaya hidup, nutrisi orang bersejarah," kata mereka, dilansir Slash Gear, Ahad (18/12/2022).

Mereka juga menyimpulkan penggunaan obat-obatan dan penyakit ginjal dari penulis terkenal Mikhail Bulgakov menggunakan biomolekul yang diambil dari halaman manuskrip. Selain itu, mereka juga melakukan analisis serupa dari kemeja penulis cerita pendek terkenal Anton Chekov dan menemukan tanda-tanda tuberkulosis.

Zilbersteins sebelumnya meneliti pola diet Tentara Salib dan musuh Saracen dengan mengumpulkan sampel biomolekul dari tembikar yang berasal dari zaman mereka. Dalam kasus Vlad III, pasangan tersebut menganalisis sebuah surat yang dikatakan telah ditulis atau ditandatangani pada tahun 1475.

Akan menarik untuk melihat apakah penelitian terbaru menghasilkan wajah yang berbeda untuk Vlad The Impaler daripada yang kita ketahui dari lukisan yang menggambarkan dia sebagai pria kurus dengan wajah tirus dan garis pipi tajam.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler