Mendag Konfirmasi Telur dan Beras Sudah Naik Harga

Mendag mengatakan untuk tekan harga telur pemerintah koordinasi dengan daerah.

Republika/Wihdan Hidayat
Pembeli memilih telur ayam ras di agen penjual telur Ngasem, Yogyakarta, Senin (12/12/2022). Harga telur ayam ras di tingkat agen turun sedikit menjadi Rp 28.500 per kilogram dibanding pekan lalu di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. Sedangkan di tingkat pedagang eceran harga telur ayam ras sempat mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Tingginya permintaan terlur ayam ras jelang libur Nataru menjadi alasan pedagang menaikkan harga.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan sejumlah bahan pangan pokok mengalami kenaikan harga menjelang libur Natal dan tahun baru. Beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan yakni seperti telor.

Ia menyampaikan, kenaikan harga telor ini karena jumlah permintaannya juga mengalami peningkatan.

“Cuma memang Desember ini ada beberapa yang kami waspadai karena permintaannya naik. Telur. Telur ini kan banyak orang bikin kue, permintaannya naik. Harganya seharusnya Rp 27 ribu-29 ribu, sekarang sudah Rp 31 ribu,” ujar Zulkifli Hasan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (19/12/2022).

Untuk mengatasi kenaikan harga telur, ia pun berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri serta pemerintah daerah. Dalam rapat tersebut dibahas agar pemerintah daerah membantu subsidi biaya transportasi bahan pangan sehingga bisa menekan harga yang saat ini mengalami kenaikan.

“Kalau sudah lebih dari 5 persen maka dibantu biaya tranportasi agar harganya tidak lebih dari 31-32 itu. Ngambil dari Jawa untuk Kalimantan ongkos transportasinya ditanggung,” kata dia.

Selain telur, komoditas pangan yang mengalami kenaikan lainnya yakni beras. Namun, Zulkifli memastikan harga beras akan mulai turun karena beras impor sudah masuk ke Tanah Air.

“Tapi beras sudah kemarin masuk 200 ribu. Masuk operasi pasar dari Bulog dijamin harga Rp 9.450 di manapun ada terus barangnya,” ucapnya.

Kemudian harga sayur-mayur juga disebutnya mengalami kenaikan. Namun kenaikan harga sayuran ini karena permintaan yang juga semakin tinggi menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

“Terakhir sayur mayur, karena kebutuhannya naik Nataru, harganya juga naik tapi ini musiman karena Natal saja. Nanti keperluan akan landai lagi. Jadi naik 5 persen gapapa mengenai sayur bayam, sayur kol, sayur-sayuran lah. Tapi itu kita toleransi,” kata Mendag.

Zulkifli juga menyampaikan bahwa lonjakan harga kedelai saat ini masih belum teratasi. Pasalnya, terjadi keterlambatan impor kedelai yang seharusnya masuk pada Desember ini.

“Karena harusnya impor masuk Desember ini Bulog tapi terlambat karena ada urusan izin belum selesai. Mudah-mudahan Januari nanti bisa selesai sehingga kedelai itu bisa harganya Rp 10.500 paling mahal Rp 11 ribu,” ujarnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler