Sidebar

Skor Kepuasan Jamaah Haji Soal Tenda Paling Rendah, Begini Penjelasannya

Monday, 19 Dec 2022 18:50 WIB
Jamaah haji Indonesia yang tinggal di tenda Maktab 9 Arafah mendengarkan tausiyah. Skor Kepuasan Jamaah Haji Soal Tenda Paling Rendah, Begini Penjelasannya

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu unsur yang diukur oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) 2022 adalah tenda. Meski masih terbilang baik, skor layanan tenda menjadi unsur yang paling rendah diantara sepuluh layanan yang disurvei oleh BPS.  

Baca Juga


Berdasarkan IKJHI, skor kepuasan layanan tenda mencapai 87,91. Angka ini naik apabila melihat skor kepuasan layanan yang sama pada 2019 yang mencapai 76,92.

“Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya tetapi kita sadari betul dan menemukan beberapa kecenderuangan ketika misalnya pendinginnya belum maksimal dan harus diperbaiki,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief seusai konferensi pers mengenai IKJH 2022 di kantor BPS, Jakarta, Senin (19/12/2022). 

Menurut Hilman, ada segelintir jamaah yang menginginkan penataan tenda seperti apa yang diinginkan. Padahal, ujar dia, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji harus menghitung betul berapa jumlah jamaah yang ada di dalam tenda.

Hilman mengungkapkan, petugas pun belum mendapatkan tenda yang cukup memadai mengingat kapasitasnya yang terbatas pada musim haji lalu.  “Harus diingat tenda kapasitasnya segitu-gitunya. Enggak bisa kita tambah bangunan lagi, sudah disediakan,” tambah dia. 

Hilman menjelaskan, layanan tenda untuk jamaah pada musim haji 2022 sebenarnya sudah bagus mengingat berkurangnya jumlah jamaah ketimbang musim haji sebelumnya. “Tapi dibanding dengan yang lain kita harapkan ikut naik (layanan) semua. tapi kita lihat kebijakan Arab Saudi di Arafah khususnya di Mina kita dengar akan ada perbedaan,” jelas dia.

Pemerintah Arab Saudi menaikkan harga layanan masyair bagi jamaah haji selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) berkisar Rp 1,5 triliun menjelang pemberangkatan jamaah haji gelombang pertama. Mahalnya layanan masyair tersebut pun disinyalir akibat adanya swastanisasi pengelolaan layanan masyair di Arab Saudi.

Hilman pun menjelaskan, sudah banyak negara yang memberi masukan kepada Arab Saudi terkait tingginya biaya masyair. “Kalau sudah ada muncul biaya masyair berapa baru kita bisa simulasikan,”jelas dia. 

Berita terkait

Berita Lainnya