Survei: Ada Empat King Maker Penentu Capres-Cawapres 2024

Empat sosok ini menjadi pemegang tiket penuh dalam Pilpres 2024 mendatang.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan).
Rep: Mabruroh Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis empat sosok King Maker yang akan menjadi penentu calon Presiden dan calon Wakil Presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, mendatang. Empat sosok yang menjadi King Maker ini adalah Megawati Soekarnoputri, Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, dan Surya Paloh.

King maker dalam penelitian kami adalah mereka atau pihak atau orang yang memegang kunci penuh dalam penentuan capres-cawapres,” kata Peneliti LSI, Fitri Hari saat pemaparan secara daring, Selasa (20/12/2022).

Selain menjadi penentu, empat sosok ini juga dinilai menjadi pemegang tiket penuh dalam Pilpres 2024 mendatang. Dengan kata lain, mereka memiliki legal formal untuk bisa mencalonkan sosok yang didukungnya maju pada kontes Pilpres 2024.

Sebagaimana diketahui, UU Pemilu menyebutkan calon presiden adalah seseorang yang didaftarkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki 20 kursi atau 25 suara nasional. Karena itu, para King Maker inilah orang-orang yang memenuhi syarat tersebut untuk bisa mengusung capres dan cawapres.

“Jadi mereka ini yang memiliki legal formal dalam penentuan capres di Pilpres mendatang,” kata Fitri.

Megawati

Menurut Fitri, Megawati terpilih sebagai King Maker karena partainya, PDIP sudah mengantongi tiket penuh untuk bisa mencalonkan pasangan capres dan cawapres. Bahkan tanpa berkoalisi pun, PDIP dianggap sudah bisa memenuhi persyaratan.

“Artinya tidak perlu berkoalisi dengan partai lain pun sudah dianggap memenuhi persyaratan 20 persen, seperti kita ketahui PDIP sebagai pemenang pemilu dengan perolehan kursi 128 dan presentasi 22,26 persen, Megawati King Maker pertama,” kata Fitri.

Airlangga Hartarto

Airlangga dianggap sebagai pionir dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi KIB terdiri Partai Golkar yang memiliki 85 kursi (14,78 persen), PAN dengan 44 kursi (7,65 persen), dan PPP dengan 19 kursi (3,3 persen).

“Kalau kita akumulasikan akan ada jumlah 148 kursi dengan persentase 25,73 persen. Ini sudah memenuhi syarat untuk mencalonkan capres dari koalisi ini. Itu kenapa kita identifikasi Airlangga sebagai King Maker kedua,” kata Fitri.

Prabowo Subianto


Baca Juga


Prabowo Subianto

Menurut survei LSI, Prabowo merupakan satu dari tiga capres dengan elektabilitas relatif tinggi, dan lagi Prabowo merupakan tokoh sentral Gerindra dan merupakan partai pemenang ketiga terbesar di Indonesia. Karenanya, LSI Denny JA mengidentifikasi Prabowo sebagai King Maker ketiga.

“Kalau kita cek bersama hasil temuan survei nasional kita, elektabilitas tertinggi, teratas ini adalah Ganjar dengan perolehan suara 25,8 persen, Prabowo 23,9 persen, dan Anies Baswedan 17,8 persen,” ujar Fitri.

Prabowo dalam konteks di sini sebagai capres dengan elektabilitas pertama selisih 1,9 persen dibawah Ganjar Pranowo. Gerindra memiliki jumlah kursi 78 dengan persentase 13,5 persen. Untuk memenuhi persyaratan UU Pemilu diperlukan sebanyak 37 kursi atau 6,43 persen karena syarat minimalnya memperoleh 115 kursi dengan persentase 20 persen.

“Inilah alasan kenapa kita mengidentifikasi Prabowo sebagai King Maker ketiga, pertama karena elektabilitas dan kedua karena adanya potensi memiliki tiket meskipun masih kurang tapi dianggap memiliki potensi memiliki tiket pencapresan,” kata Fitri.

Surya Paloh

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menjadi King Maker setelah mengusung Anies Baswedan. Anies merupakan cawapres dengan elektabilitas tinggi 17,8 persen dan hal ini menjadi alasan mengapa Surya Paloh dianggap sebagai King Maker keempat.

Selain itu Surya Paloh dengan partai Nasdem dianggap bisa menghidupkan dua kartu partai yang beroposisi hari ini, seperti partai Demokrat 45 kursi (9,39 persen) dan PKS 50 kursi (8,7 persen). Kalau kita jumlahkan kedua partai ini 104 kursi (18,09 persen) sedangkan Nasdem memiliki 59 kursi dengan persentase 10,26 persen.

“Kalau kita akumulasikan, maka jumlahnya 163 kursi dengan persentase 28,35 persen. Tentu saja jumlah ini sudah lebih dari cukup untuk mengantarkan atau memiliki satu tiket kandidat capres cawapres dari koalisi ini,” terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler