Menjadi Gen Z yang Terlalu Sibuk? Ini Cara Tetap Berbakti kepada Ibu
Masih sibuk? Kapan pulang? Ibu menunggu.
Benarkah Gen Z identik dengan generasi yang menyukai pertemanan, relationship, dan travelling saja? Generasi yang saat ini saking sibuknya bahkan lupa untuk memikirkan diri sendiri dan keluarga?
Bagi yang belum tahu, generasi ini lahir di antara tahun 1995 sampai 2010. Artinya, saat ini, gen Z kira-kira sudah berusia 12 tahun sampai 27 tahun. Ada yang masih duduk di bangku sekolah, kuliah, dan ada pula yang sudah bekerja atau menikah.
Dengan aktivitas padat saat ini, terdengar kabar bahwa beberapa anak yang fokus dengan karir, malah melupakan esensi minta restu ibu. Ya, tentu tidak semuanya.
Namun, bukankah wajar jika kita sibuk untuk meraih cita-cita? Sangat wajar kok. Namun, terlepas dari kesibukan yang tiada henti, yuk merenung sejenak di hari ibu ini. Merenung bagaimana dan apa yang sudah kita berikan kepada sosok yang telah hamil, melahirkan dan merawat kita.
- Sudahkah kita menanyakan kabar?
- Sudahkah kita tanya apa ibu sudah makan? Sudahkah ketemu dan meminta restu untuk segala impian yang akan dikejar?
- Sudahkah kita berbakti?
Bicara tentang berbakti, tentu segala teori telah banyak diprakarsai. Tapi pada hakikatnya, berbakti adalah tentang hati yang murni untuk terus mengasihi. Semoga beberapa poin-poin di bawah ini bisa menjadi inspirasi untuk kita lakukan ya!
1. Jika masih sekolah, belajarlah dengan rajin dan bantu ibumu di rumah
Bermain hp atau menonton TV adalah pemandangan yang paling sering terlihat saat anak berada di rumah. Sesekali, jangan tunggu untuk disuruh ibu dulu baru bergerak. Cobalah inisiatif untuk membantu ibu. Misalnya, menyapu rumah dan halaman, menyiram tanaman, menanyakan apa yang bisa dibantu di dapur, memijat ibu, dan masih banyak lagi.
Jangan lupa, tunjukkan prestasi-prestasimu di sekolah. Tunjukkan minatmu yang paling kamu kuasai. Jika sudah berani ikut lomba, jangan lupa untuk terus upgrade diri agar bisa membawa medali untuk ibu terkasih.
Dulu, saat sekolah, saya berusaha mencuci baju sendiri di kala anak-anak yang lain ada yang masih dicucikan ibu. Saya juga Alhamdulillah berhasil membuat ibu sebagai undangan khusus dalam rangka menjadi siswi terbaik saat upacara kelulusan. Semoga dengan sedikit prestasi tersebut, bisa menyenangkan hati ibu.
Bagaimana jika belum bisa berprestasi? Tidak apa. Setidaknya, tetaplah menunjukkan semangat gigih belajar. Dengan catatan penting, jangan sampai berbuat hal yang akan membuat ibu pusing nantinya dengan perilaku kita.
2. Jika sudah kuliah, fokuslah mengembangkan diri, sesekali bawa hasil kerja sampinganmu
Sewaktu kuliah, saya memiliki banyak pekerjaan sampingan. Apalagi di saat akhir semester, waktu luang cukup banyak karena sudah sedikit SKS yang perlu diambil. Di antara kerjaan sampingan saya yaitu mengajar privat, jualan pulsa, dan jualan tas. Kini, generasi Z memiliki lebih banyak ruang untuk berkreasi dan memiliki penghasilan tambahan. Misalnya menjadi konten kreator, terjun afiliasi, atau asisten dosen.
Jika sudah punya penghasilan, ingat untuk mentraktir ibumu ya! Meski dulu saat kuliah saya hanya memiliki gaji 350 ribu sebulan dari hasil mengajar privat, saya tetap menyisihkan untuk ibu. Terkadang, gaji tersebut habis dalam satu hari, hehe.
Jangan lupa mengembangkan diri dengan ikut organisasi. Di sana kamu akan belajar untuk menghargai dan bagaimana bertahan hidup ala anak himpunan. Jika sering ikut kegiatan kampus apalagi outdoor, ketika di rumah, kamu akan lebih menghargai masakan dan tempat tidur yang nyaman. Suer!
3. Jika sudah kerja, jangan lupa bahwa ibumu yang paling pertama mendoakanmu
Tahu dong momen viral pemain piala dunia kemarin? Pemain Timnas Maroko, Achraf Hakimi terlihat memilih merayakan kemenangan timnya di Piala Dunia 2022 dengan mencium kening sang ibunda di pinggir lapangan. Saat itu, Maroko mengalahkan Belgia dengan skor 2-0. Jangan malu untuk mengungkapkan rasa sayang pada ibu ya.
Sekarang udah mau liburan akhir tahun. Setelah pandemi berlalu, saya berencana pulang tahun ini setelah 2 tahun lebih tidak pulang kampung. Yang perantau, ada yang berencana pulang juga?
Tadi kebetulan lihat postingan Pak Erick Thohir di Instagram. MasyaaAllah beliau mengingatkan banyak orang untuk pulang dan ketemu minta restu. Beliau menulis caption berikut "Hari ini sempatkanlah pulang dan temui Ibu. Atau segera hampiri istrimu saat sampai rumah. Ucapkan selamat Hari Ibu dan Perempuan. Mohon restu mereka, agar besok dan seterusnya, kerjamu menjadi berkah. Mintalah doa agar akhlak tetap terjaga. Erick Thohir –"
Jadi ingat cerita tahun lalu saat perayaan pernikahan Pak Erick Thohir dengan istri beliau. Jadi beliau memberi kejutan kambing sebagai hadiah. Ibu dari anak-anak beliau tersebut jadi tertawa sumringah dengan effort beliau. Sebenarnya tulisan ini memang terinspirasi dari postingan milik pak menteri BUMN tersebut. Itu sekelas menteri lho, lalu bagaimana dengan kita?
4. Jika sudah menikah, tetaplah berbakti pada ibumu
Saat menikah memang menjadi momen hidup baru yang penuh tantangan. Ada kebutuhan hidup sendiri yang harus didahului. Tapi, percayalah, sisihkan rezeki untuk ibu, InsyaAllah akan menambah rezeki kita.
Selain rezeki, jangan lupa berbagi kabar tiap hari. Ibu itu luar biasa. Meski anaknya sudah berkeluarga pun, mereka tetap membantu. Seperti saya di momen 2x melahirkan ada ibu yang selalu mendampingi meski harus menyeberang pulau. Bahkan, ada yang mengurus langsung cucunya di usia yang sudah tidak lincah lagi.
Jika berbeda pulau, setidaknya kirimkan foto-foto kegiatan cucu beliau. Itu akan menjadi hiburan di kala sepi mereka. Sesekali, berikan hadiah yang mereka sukai. Jika sudah ada waktu, luangkan berlibur ke rumah ibu ya. Semoga kita selalu ada kesehatan aamiin.
Itu dia beberapa hal yang mungkin bisa menjadi momen saling mengingatkan di hari ibu ini. Terlepas bagaimana sifat ibu yang mungkin terkadang tidak sepaham dengan kita, coba maklumilah. Percayalah, menjadi ibu adalah hal paling berat dan paling lama pekerjaannya di dunia ini.
Yang masih berantem dengan ibu, jangan berlama-lama tidak akur dengan ibu ya. Hidup ini singkat bukan? Kita tidak tahu akan sampai kapan kita bisa berbakti dengan beliau. Yuk pulang minta restu.