Biden Sebut Netanyahu Teman
Biden bersumpah untuk menentang kebijakan yang membahayakan solusi dua negara
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai teman usai pelantikan pemimpin sayap kanan itu pada Kamis (29/12/2022). Namun, Biden bersumpah untuk menentang kebijakan yang membahayakan solusi dua negara bagi Palestina.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Perdana Menteri Netanyahu, yang telah menjadi teman saya selama beberapa dekade, untuk bersama-sama mengatasi banyak tantangan dan peluang yang dihadapi Israel dan kawasan Timur Tengah, termasuk ancaman dari Iran," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Malay Mail, Jumat (30/12/2022).
"Seperti yang kami lakukan sepanjang pemerintahan saya, AS akan terus mendukung solusi dua negara dan menentang kebijakan yang membahayakan kelangsungannya atau bertentangan dengan kepentingan dan nilai bersama kami," ujar Presiden menambahkan.
Netanyahu dilantik pada Kamis dan bakal kembali memimpin pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel. Salah satu jajaran menterinya adalah tokoh ekstrem kanan Itamar Ben-Gvir yang akan menjabat sebagai menteri keamanan nasional.
Ketika Netanyahu membentuk koalisi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, bahwa pemerintahan Biden akan menilai kabinet berdasarkan kebijakan yang mereka kejar, bukan kepribadian yang kebetulan membentuk pemerintahan. Pejabat AS mengatakan mereka berharap untuk mendorong moderasi di pihak Netanyahu dengan segera mengadakan pertemuan antara menteri luar negeri Israel dan negara-negara Arab yang mengakui negara Yahudi.
Tiga negara Arab, yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 di bawah kepemimpinan Netanyahu. Ia menganggap apa yang disebut Abraham Accords sebagai pencapaian puncak, seperti yang dilakukan presiden Donald Trump saat itu.
Biden mengatakan AS sedang bekerja untuk mempromosikan kawasan yang semakin terintegrasi, makmur, dan aman, dengan manfaat bagi semua rakyatnya. Dalam sindiran halus pada saran sebelumnya oleh Netanyahu bahwa Abraham Accords menunjukkan sudah waktunya untuk beralih dari diplomasi yang berpusat pada masalah Palestina, Biden menyerukan untuk bekerja pada visi yang lebih penuh harapan tentang suatu wilayah yang damai, termasuk antara Israel dan Palestina.