Peran Gen-Z sebagai Role Model Kepemimpinan Kharismatik

Oleh: Virgiawan Fikri

retizen /Virgiawan Fikri
.
Rep: Virgiawan Fikri Red: Retizen
Sumber Photo: www.freepik.com

Kepemimpinan adalah sebuah proses memengaruhi orang lain agar memiliki visi misi yang sama dan berupaya bersama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Memasuki era globalisasi sudah tidak dipungkiri lagi bahwa dunia kerja tidak lagi didominasi dengan kalangan generasi X atau generasi baby boomers. Mengingat saat ini generasi Z yang mendominasi, karena tengah berada di usia produktifnya.


Pada sektor organisasi tentunya peran seseorang yang mampu mengarahkan bawahannya serta berperan aktif merupakan menjadi contoh keberhasilan seorang pemimpin. Namun, dalam mendukung keberhasilan peran seseorang perlu adanya pengenalan budaya organisasi yang baik terutama kepada generasi z. Budaya organisasi yang baik sangat mendukung seorang pemimpin untuk menjalankan dinamika organisasi dalam kepemimpinan yang adaptif dan efektif.

Budaya organisasi yang baik akan memberikan ruang dan peluang bagi pemimpin untuk memberikan peranan penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Ini berkaitan pula dengan etika kerja yang harus dikenalkan dan ditanamkan kepada generasi khususnya kaum Gen-Z. Etika kerja harus dijunjung tinggi dan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, hal itu akan menjadi tanggungjawab dalam menjalankan tugas di mana etika pribadi menjadi cermin bagi budaya organisasi.

Etika dapat dimaknai sebagai karakter, watak atau adat kebiasaan di mana berhubungan dengan studi atau pedoman yang disepakati bersama dalam kelompok yang rasional, sehingga memiliki pertimbangan nilai benar-salah atau baik-buruk. Tentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang dapat mengoptimalkan peran generasi tersebut. Gaya kepemimpinan yang sangat cocok dengan kaum generasi z seperti, gaya kepemimpinan adaptif, gaya kepemimpinan suportif, dan gaya kepemimpinan apresiatif.

Gaya kepemimpinan adaptif adalah gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan situasi. Gaya kepemimpinan ini tidak kaku dan luwes serta tidak mengenal dengan sistem senioritas dalam organisasi. Gaya kepemimpinan suportif, yaitu gaya kepemimpinan yang memberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dalam organisasi.

Ada empat dimensi kepemimpinan adaptif dalam menjalankan kepemimpinannya yang harus dicapai:

1. Navigate the business environment, menavigasi lingkungan bisnis artinya pemimpin mampu menguasai ketidakpastian dan mengadopsi pendekatan-pendekatan baru jika tetap ingin eksis dalam kondisi yang bergejolak;

2. Leading with emphaty, memimpin dengan empati artinya pemimpin mampu menciptakan rasa memiliki satu tujuan yang sama dan mengelolanya melalui pengaruh daripada melalui perintah dan control;

3. Learning through self-correction, belajar melalui koreksi diri dan refleksi artinya pemimpin mampu mendorong bahkan mendesak upaya percobaan-percobaan baru, bisa saja percobaan tersebut gagal tetapi dari kegagalan tersebut mendapatkan perbaikan;

4. Creating win-win solutions, menciptakan win-win solutions artinya fokus pada keberhasilan yang terus menerus bagi organisasi dan stakeholders atau pengguna jasa.

Oleh karena itu, pemimpin tidak boleh ragu dan menjadi tidak berani bertindak, pemimpin harus bergerak cepat untuk membuat keputusan dalam waktu yang terbatas itu, serta menyelesaikan sebuah rencana tindakan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi, untuk mengatasi risiko yang tidak diinginkan dari proses perubahan tersebut.

1. Mampu melihat peluang terlebih dahulu sebelum orang lain melihat yang dibarengi dengan inisiatif dan membuat strategi dalam mengarahkan organisasi ke tujuannya.

2. Menjadi role model bagi orang lain, tanpa harus selalu menggunakan komunikasi verbal. Namun dengan bertingkah laku yang dapat dijadikan panutan bagi orang sekitarnya.

3. Memberdayakan orang lain, mampu mengarahkan sumber daya sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini, dibutuhkan kecerdasan seseorang untuk dapat melihat dan memaksimalkan potensi seseorang.

4. Bersikap terbuka atas ide dan gagasan baru.

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses memengaruhi orang lain agar memiliki visi misi yang sama dan berupaya bersama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi yang baik akan memberikan ruang dan peluang bagi pemimpin untuk memberikan peranan penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Gaya kepemimpinan yang sangat cocok dengan kaum generasi z seperti, gaya kepemimpinan adaptif, gaya kepemimpinan suportif, dan gaya kepemimpinan apresiatif.

Mahasiswa Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

sumber : https://retizen.id/posts/195072/peran-gen-z-sebagai-role-model-kepemimpinan-kharismatik
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler