Makanan Terbaik dan Terburuk bagi Usus Rekomendasi Ahli Gizi
Kesehatan usus menjadi cerminan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan usus bisa menjadi cerminan bagi kesehatan tubuh secara umum. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi kesehatan usus adalah asupan makan dalam keseharian.
Seperti diketahui, usus merupakan tempat makanan dicerna. Apa pun makanan yang dikonsumsi oleh seseorang akan masuk ke usus. Bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi, makanan tersebut bisa membawa dampak baik atau kurang baik bagi kesehatan.
"Fondasi yang baik untuk kesehatan usus melibatkan diet tinggi serat dengan prebiotik dan probiotik," jelas konsultan gizi dan pelatih pribadi, Carissa Galloway RDN, seperti dilansir Parade Magazine, Sabtu (31/12/2022).
Perlu diketahui pula bahwa bakteri baik di dalam usus berkaitan dengan imunitas tubuh. Faktanya, sekitar 70 persen sel imun berada di dalam usus.
Mengingat besarnya peran usus bagi tubuh, penting untuk melakukan beragam upaya yang dapat menjaga kesehatan usus. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang dapat memelihara kesehatan usus dan menghindari makanan yang bisa mengganggu kesehatan usus.
Makanan Terbaik
Dr Amy Shah MD mengatakan jenis makanan yang terbaik untuk kesehatan usus adalah makanan yang emngandung serat. Beberapa contoh makanan berserat yang sangat disukai Dr Shah adalah bayam, bawang bombay, dan brokoli.
Brokoli, lanjut Dr Shah, tak hanya mengandung serat tetapi juga senyawa glucosinolates yang baik bagi kesehatan usus. Dr Shah mengatakan glucosinolates bisa terpecah menjadi senyawa bernama indolocarbazole yang mampu membantu meregulasi susunan mikroba usus.
Makanan Terburuk
Salah satu makanan yang kurang baik bagi kesehatan usus adalah makanan ultra proses. Jenis makanan ini dikenal mengandung banyak zat kimia tambahan dan kerap berkaitan dengan buruknya kondisi kesehatan usus.
Asupan lain yang tak kalah merugikan bagi kesehatan usus adalah minuman bergula seperti soda dan jus. Jus mungkin terdengar sehat karena terbuat dari buah. Akan tetapi, jus sebenarnya merupakan minuman yang tak mengandung serat dan tinggi akan kandungan gula. Hal serupa juga berlaku untuk soda yang tak hanya bergula tinggi tetapi juga memiliki banyak zat kimia tambahan. Kandungan dalam soda dan jus bukanlah makanan yang tepat untuk bakteri usus.
Dr Shah juga merekomendasikan masyarakat untuk membatasi atau menjauhi daging olahan serta daging yang digoreng. Kedua jenis daging ini dapat memicu pertumbuhan bakteri usus tertentu yang dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Sebagai tambahan, Galloway menilai asupan daging merah juga sebaiknya dibatasi. Hal ini direkomendasikan karena daging merah memiliki senyawa yang bisa mengubah susunan mikrobioma usus, seperti l-carnitine.
"Bila Anda mengonsumsi daging merah, coba untuk tak mengonsumsi lebih dari satu atau dua porsi per pekan," lanjut Galloway.