UGD Inggris dalam Kondisi Krisis
pasien bahkan menunggu hingga empat hari untuk perawatan darurat.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil presiden Royal College Pengobatan Darurat (RCEM) Ian Higginson memperingatkan tentang risiko bagi pasien karena masa tunggu yang mengerikan di bagian kecelakaan dan gawat darurat. Dia menyatakan pada Senin (2/1/2023), tekanan pada sistem kesehatan membuat pasien bahkan menunggu hingga empat hari untuk perawatan darurat.
"Departemen darurat berada dalam kondisi yang sangat sulit dan dalam beberapa kasus benar-benar krisis... dan dalam banyak kasus kami tidak dapat memberikan perawatan sesuai standar yang kami inginkan," ujar pejabat senior departemen kesehatan Inggris itu dikutip dari Anadolu Agency.
"Ini adalah masalah nyata, ini terjadi sekarang di departemen darurat kami, dan kami harus mengakuinya," katanya.
Sebelum pengakuan Higginson muncul, RCEM menyatakan yakin musim dingin tahun ini akan menjadi Desember terburuk untuk ketersedian tempat tidur rumah sakit dan penundaan perawatan darurat. "Tidak ada keraguan bahwa jika Anda tidak bisa mendapatkan ambulans untuk seseorang yang mengalami serangan jantung atau stroke, beberapa dari pasien tersebut akan mengalami bahaya dan mungkin meninggal sebagai akibatnya," kata Higginson.
Sementara itu, Presiden RCEM Adrian Boyle mengatakan pada akhir pekan, bahwa ada kematian sekitar 300 hingga 500 orang setiap minggu akibat penundaan perawatan darurat. Tekanan pada sistem kesehatan meningkat di Inggris karena pemogokan dan peningkatan kasus flu. Selain itu berbagai rumah sakit telah menyatakan insiden kritis baru-baru ini.