Ukraina dan Uni Eropa Dijadwalkan Gelar KTT Februari
Pertemuan itu bakal membahas dukungan keuangan dan militer untuk Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina dan Uni Eropa diagendakan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) di Kiev pada 3 Februari mendatang. Pertemuan itu bakal membahas dukungan keuangan dan militer dari negara-negara Benua Biru untuk Ukraina.
Agenda KTT itu menjadi salah satu topik yang dibahas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. “Para pihak membahas hasil yang diharapkan dari KTT Ukraina-Uni Eropa mendatang yang akan digelar pada 3 Februari di Kiev dan setuju untuk mengintensifkan pekerjaan persiapan,” kata kantor kepresidenan Ukraina dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/1/2023).
Kendati Ukraina sudah mengumumkan KTT bakal berlangsung di Kiev, Uni Eropa belum secara resmi mengonfirmasinya. Selain soal KTT, dalam percakapan via teleponnya, Zelensky dan von der Leyen turut membahas tentang pasokan senjata yang tepat untuk dikirim ke Ukraina.
Mereka pun membicarakan tentang program bantuan keuangan baru senilai 18 miliar euro untuk Ukraina. Zelensky mendorong agar tahap pertama dari penyaluran bantuan itu dilakukan bulan ini.
Konflik Rusia-Ukraina sudah berlangsung hampir 11 bulan. Hingga saat ini, belum ada potensi negosiasi antara kedua negara. Namun pada 25 Desember 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyatakan negaranya siap bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat untuk menghentikan konflik di Ukraina.
"Kami siap bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka. Bukan kami yang menolak bernegosiasi, mereka yang menolak," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia.
Meski terkesan melunak, Putin yakin tawaran negosiasi adalah hal yang tepat. “Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami,” ucapnya.