Tayang Besok, Puisi Cinta yang Membunuh Seperti Menemukan Cinta Lewat Tragedi

Puisi Cinta yang Membunuh merupakan film horor perdana Garin Nugroho.

Dok Starvision
Salah satu adegan dalam trailer Puisi Cinta yang Membunuh. Film horor arahan sutradara Garin Nugroho ini tayang mulai Kamis (5/1/2022).
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam Puisi Cinta yang Membunuh, Ranum (Mawar de Jongh) dikisahkan tengah berada di sebuah studio fashion. Perempuan berpakaian warna kuning itu memegang kamera lalu bermonolog tentang puisi cinta yang mampu menghidupkan, tapi di satu sisi juga mampu membunuh.

Ini merupakan adegan awal Puisi Cinta yang Membunuh. Film horor perdana Garin Nugroho ini terinspirasi dari buku puisinya berjudul Adam, Hawa, dan Durian serta fenomena masyarakat tentang trauma healing dari berbagai bentuk kekerasan ekstrem hingga mitos tenaga supernatural serta budaya populer.

"Bukan buah apel ya, karena kita Indonesia sarat dengan buah durian. Ada sebuah kata yang penting dalam puisi ini, 'Kita adalah Adam dan Hawa, untuk mewujudkan cinta maka kita harus melalui proses yang penuh tragedi," kata Garin dalam press screening Puisi Cinta yang Membunuh di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Berdurasi 101 menit, film horor tersebut sangat berbeda dengan film bergenre sama yang sering menonjolkan jumpscare. Film yang tayang 5 Januari 2023 ini justru sangat kuat dalam cerita dan dialognya, dan lebih banyak adegan gore yang membuat penonton meringis.

Baca Juga


Pemeran utama yang dimainkan Mawar lebih sering disorot fokus di wajah ketika sedang berada dalam adegan menegangkan. Ekspresi wajah Mawar sangat terlihat jelas, penampilannya sangat all out, serta terasa seperti menonton panggung teater dalam layar lebar.



"Film ini memiliki style berbeda dengan film horor yang banyak beredar di Indonesia. Kengerian dan juga teror dalam hidup kita bukan hanya karena sosok menakutkan saja, namun bisa hadir dalam bentuk trauma hingga mengganggu psikis kita sendiri," ucap co-sutradara, Azhar Kinoi Lubis.

Selain karakter Ranum yang memiliki gangguan mental, beberapa karakter lain dalam film berdurasi satu jam 41 menit itu dibangun dengan spesifik oleh Garin. Ada karakter Rendy (Morgan Oey) yang dengan mudah melecehkan perempuan, Deren (Kelly Tandiono) seorang desainer lesbian, serta beberapa karakter unik lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler