Twitter Tutup Kantornya di Singapura?

Para staf di kantor Twitter di Singapura telah diminta mengosongkan kantor.

AP Photo/Noah Berger
Logo Twitter digantung di luar kantor perusahaan di San Francisco pada 1 November 2022. Perusahaan media sosial Twitter diduga hendak menutup kantor pusatnya untuk kawasan Asia-Pasifik yang berada di Singapura. Para staf Twitter di sana telah diminta untuk mengosongkan kantor dan mulai bekerja dengan sistem jarak jauh atau remote.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Perusahaan media sosial Twitter diduga hendak menutup kantor pusatnya untuk kawasan Asia-Pasifik yang berada di Singapura. Para staf Twitter di sana telah diminta untuk mengosongkan kantor dan mulai bekerja dengan sistem jarak jauh atau remote.

Baca Juga


Dilaporkan laman Bloomberg, para staf Twitter di Singapura telah menerima surel pada Rabu (11/1/2023). Salah satu staf yang dikutip Bloomberg mengungkapkan, dalam surel tersebut, mereka diminta mengosongkan kantor Twitter di gedung CapitaGreen pada Kamis (12/1/2023), maksimal pukul 17:00 waktu setempat. Setelah itu para staf diminta bekerja dari jarak jauh.

Penerapan sistem kerja jauh diterapkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Perwakilan Twitter di Singapura belum memberikan komentar resmi tentang dugaan penutupan kantor pusat mereka untuk kawasan Asia-Pasifik. Namun seorang juru bicara CapitaLand mengatakan, Twitter tetap menjadi penyewa di CapitaGreen. Dia tak memberi penjelasan lebih lanjut.

Casey Newton dari Platformer adalah orang yang pertama kali menyebarkan kabar tentang pembersihan kantor Twitter di Singapura. Dia menyebut, hal itu terjadi karena Twitter gagal membayar biaya sewa. Belum ada konfirmasi tentang klaim Newton.

Twitter telah memecat sejumlah stafnya di Asia. Hal itu dilakukan karena pemilik media sosial berlambang burung tersebut, Elon Musk, terus menekan pengeluaran operasionalnya di seluruh dunia. Belum lama ini, Twitter memutuskan hubungan kerja dengan Nur Azhar bin Ayob, yakni kepa integritas Twitter untuk kawasan Asia-Pasifik. Padahal dia baru saja direkrut.

Selain memangkas jumlah staf, upaya penghematan anggaran juga dilakukan Elon Musk dengan tidak membayar sewa di kantor pusat globalnya. Hal itu seketika memicu tuntutan dari pemilik kantornya di San Francisco.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler