Dubai Berencana Buat Masjid Cetak 3D Pertama Di Dunia

Masjid Cetak 3D di Dubai adalah upaya terbaru.

Youtube
Ilustrasi masjid 3D di Dubai
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal (IACAD) di Dubai mengumumkan rencananya membangun masjid cetak 3D pertama di dunia. Bangunan masjid seluas 2.000 meter persegi ini nantinya berlokasi di Bur Dubai.


Lebih lanjut, mereka menyebut rencana pembangunan rumah ibadah ini akan dimulai pada Oktober 2023. Prosesnya ditarget berlangsung hingga awal 2025, yang mampu menampung hingga 600 jamaah.

IACAD mengatakan akan memakan waktu sekitar empat bulan untuk menyelesaikan pencetakan 3D dari struktur bangunan. Lalu 12 bulan lagi untuk melengkapinya dengan fasilitas yang sesuai.

Adapun printer robotik 3D akan dioperasikan oleh tiga pekerja, yang mana alat ini akan mampu mencetak dengan kecepatan 2m² per jam. Direktur Departemen Teknik IACAD, Ali Al Suwaidi, melaporkan bahan cetakan akan berupa campuran bahan mentah dan beton khusus.

"Biayanya 30 persen lebih tinggi daripada membangun masjid dengan cara biasa, karena ini yang pertama di dunia. Kami berharap biayanya akan sama di masa depan dengan jaminan bangunan 30 tahun," ujar dia dikutip di 3D Printing Media, Senin (16/1/2023).

Masjid ini adalah upaya terbaru dalam strategi pencetakan 3D Dubai. Inisiatif global tersebut bertujuan memanfaatkan teknologi demi kebaikan umat manusia, sekaligus memposisikan kota tersebut sebagai pemimpin di lapangan pada 2030.

“Dengan 3D printing akan mengurangi limbah material konstruksi. Ramah terhadap lingkungan. Masjid mewakili visi kepemimpinan kami yang bijak,” kata Direktur Jenderal IACAD, Hamad Al Shaibani.

Saat ini, IACAD sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Dubai untuk mendapatkan persetujuan akhir atas desain tersebut.

Pada Agustus 2021, Wakil Presiden dan Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid, mengeluarkan keputusan untuk mengatur penggunaan pencetakan 3D dalam industri konstruksi di Dubai. Langkah ini diambil untuk mempromosikan emirat sebagai pusat teknologi regional dan global.

Undang-undang tersebut juga bertujuan untuk memastikan seperempat bangunan emirat dibangun menggunakan teknologi tersebut pada 2030.

Di Expo 2020 Dubai, terdapat area pencetakan 3D khusus. Di dalamnya mencakup pusat penelitian, akademi dan laboratorium, untuk membantu mengembangkan teknologi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler