Twitter Lelang Patung Burung Ikonik dan Perabotan Kantor, Kehabisan Cuan?
Patung burung ikonik dihargai 11 ribu dolar AS atau sekitar Rp 165 juta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Twitter telah menyiapkan ratusan perabotan kantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat (AS) untuk dilelang secara daring. Di antara item ada patung burung ikonik yang saat ini dihargai 11 ribu dolar AS atau sekitar Rp 165 juta dengan waktu kurang dari 24 jam penawaran.
Selain itu, ada juga dekorasi kantor yang berisi tanaman berbentuk simbol @ dengan ukuran 190 cm senilai 4.300 dolar AS atau Rp 64 juta. Pelelangan tersebut terjadi ketika pemilik baru, Elon Musk memberhentikan banyak karyawan setelah pembelian perusahaan senilai 44 miliar dolar AS tahun lalu.
Sejak Musk mengambil alih pada akhir Oktober, dia telah memberhentikan sekitar setengah dari 7.500 staf. Selain itu, Musk juga mengakhiri sejumlah fasilitas perusahaan untuk karyawan, seperti makanan gratis.
Beberapa peralatan dapur yang dijual termasuk mesin espresso La Marzocco kelas atas dan dispenser minuman bersoda lengkap. Twitter melelang sepasang meja kopi Herman Miller seharga sekitar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 30 juta.
Sepertinya tidak ada barang yang terlalu kecil untuk dilelang. Sebab, Twitter juga menjual peralatan pencetakan dan item kecil, seperti set laci dengan tawaran 60 dolar AS atau Rp 904 ribu.
Dilansir BBC, Rabu (18/1/2023), pada November lalu, Musk mengatakan perusahaan telah melihat adanya penurunan pendapatan besar setelah kepergian beberapa pengiklan. Dia memperingatkan jika hal ini terus berlanjut, perusahaan bisa bangkrut.
Twitter diduga gagal membayar sewa kantor-kantor di seluruh dunia, termasuk kantor pusat mereka di San Francisco. Pemiliknya menuntut perusahaan karena tidak membayar. Perwakilan dari Heritage Global Partners, perusahaan yang mengelola lelang, Nick Dove mengatakan penjualan tersebut tidak ada hubungannya dengan mengganti rugi untuk pembelian 44 miliar dolar AS.
"Jika ada yang benar-benar berpikir bahwa pendapatan dari menjual perabotan kantor untuk membayar kerugian, mereka bodoh," kata Dove.