Tanyakan kepada ChatGPT

Kemampuan dari ChatGPT ini diyakini akan terus berkembang pesat.

amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Red: Yusuf Assidiq

Oleh : Prof Ema Utami

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selain bekerja, melanjutkan studi ke jenjang S2 atau bahkan bekerja sambil kuliah S2 saat ini bisa dilakukan oleh lulusan sarjana. Kemajuan teknologi yang ada saat ini telah mampu memberikan banyak pilihan bagi lulusan sarjana untuk terus dapat memperdalam ilmu sambil bekerja.

Salah satu bidang ilmu yang penting untuk dikuasai di era digital saat ini adalah Informatika. Informatika merupakan salah satu cabang ilmu yang saat ini dapat berada di berbagai bidang ilmu lainnya dan semakin terus berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi.



Tidak dimungkiri bahwa pesatnya kemajuan teknologi telah menuntut banyak pihak, termasuk lulusan S1 untuk harus mau dan harus mampu mengikuti perkembangannya. Dalam rangka lebih mendorong calon wisudawan Universitas Amikom Yogyakarta untuk mengenal lebih dalam mengenai studi lanjut S2 bidang Informatika, maka kami pada Selasa, 24 Januari 2023 memperkenalkan S2 Teknik Informatika di acara pelepasan wisudawan Universitas Amikom Yogyakarta.

Salah satu keunikan dari S2 Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta adalah dimilikinya tiga konsentrasi yang kesemuanya mengarah pada Artificial Intelligence (AI), yakni Business Intelligence, Digital Transformation Intelligence, dan Intelligence Animation.

Perkembangan bidang AI saat ini tampak semakin luar biasa. Salah satu yang masih menjadi topik hangat di berbagai berita adalah ChatGPT, sebuah aplikasi berbasis AI yang dikembangkan oleh perusahaan bernama OpenAI. OpenAI didirikan pada tahun 2015 oleh sekelompok pemimpin teknologi terkemuka, salah satunya Elon Musk.

OpenAI berfokus pada pengembangan dan promosi AI yang bersahabat sebagai  upaya respons terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh AI yang disebut dapat membahayakan umat manusia, bahkan dapat mengancam keberadaan manusia

ChatGPT yang diluncurkan pada akhir 2022 merupakan aplikasi berformat dialog, percakapan mengalir berbasis teks. ChatGPT sampai saat ini terus memberikan kejutan di berbagai bidang, tidak terkecuali pendidikan.

Kemampuan ChatGPT di bidang pendidikan seperti menjawab berbagai pertanyaan matematika, membuat esai dari berbagai bidang ilmu, bahkan menjadi salah satu penulis artifisial di sebuah jurnal telah menggugah berbagai diskusi. Kemampuan dari ChatGPT ini diyakini akan terus berkembang pesat.

Google sebagai salah satu raksasa bidang teknologi juga disebut telah merespon keberadaan ChatGPT ini dengan lebih memfokuskan investasi di bidang AI. Beberapa berita memang menyebutkan bahwa munculnya ChatGPT bisa menjadi pesaing Google sebagai mesin pencari.

Investasi Microsoft di 2019 ke OpenAI untuk pengembangan ChatGPT dan rencana Microsoft mengintegrasikan ChatGPT dengan mesin pencarian Bing untuk menjawab pertanyaan pengguna di Maret 2023 menjadi ancaman serius bagi hegemoni Google.

Semakin luasnya penggunaan ChatGPT ini tentu perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Tidak menutup kemungkinan hadirnya ChatGPT ini dapat menyebabkan terjadinya disrupsi di bidang pendidikan.

Beberapa universitas di Amerika, Australia, Inggris, dan lain sebagainya disebut telah melakukan berbagai penyesuaian dan pembenahan, khususnya dalam metode pembelajarannya terkait dengan kemunculan ChatGPT ini. Kajian dan kebijakan berkaitan dengan kemunculan teknologi ini tentu perlu segera dilakukan oleh pemangku kebijakan di bidang pendidikan, termasuk di setiap universitas.

Bidang akademik di Universitas merupakan bidang yang secara langsung terkena dampak dengan hadirnya ChatGPT ini. Untuk itu diskusi bersama untuk menyikapi hadirnya teknologi berbasis AI dengan mendapatkan pengetahuan terbaru dari para pakar perlu menjadi salah satu prioritas yang sebaiknya segera dilakukan.

Sebuah ayat yang mengisyaratkan perlunya diskusi dengan para pakar ini dituliskan dalam ayat 7 surat Al Anbiya, “Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”  Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler