Mungkinkah Orang Kena Campak Lebih dari Sekali?

Sangat jarang orang yang terkena campak terkena campak lagi.

Republika
Mungkinkah seseorang terkenal campak lebih dari sekali? (ilustrsi)
Rep: Desy Susilawati Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Campak bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini mudah sekali menular. Namun apakah mungkin bisa terkena campak lebih dari satu kali?

Baca Juga


Dokter spesialis ilmu kesehatan anak subspesialis kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis RS Pondok Indah-Pondok Indah, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, virus memberikan efek kekebalan pada seseorang. Apabila seseorang terkena infeksi campak, maka kekebalan yang diperoleh umumnya seumur hidup.

"Jadi sangat jarang orang yang terkena campak kena campak lagi. Namun bukan berarti tidak ada, tapi sangat kecil kemungkinannya," ujarnya, baru-baru ini.

Dia mengatakan, orang yang sudah kena campak tidak perlu vaksinasi campak karena diharapkan kekebalannya seumur hidup.

"Namun harus dipastikan dulu yang diderita anak itu benar-benar campak karena campak gejalanya serupa dengan infeksi virus lain seperti rosela, DBD, dan lainnya," ujarnya.

Dia mengatakan, ketika sudah pasti terkena campak, baru bisa yakin, tidak perlu divaksin lagi. "Tapi kalau ragu, boleh diberikan vaksin campak," ujarnya

Virus Covid-19 bisa bermutasi beberapa kali. Pertanyaannya kemudian, apakah virus campak juga bisa bermutasi? Prof Hinky mengatakan virus campak berbeda.

"Memang setiap makhluk hidup diberi naluri untuk bertahan hidup yaitu dengan mutasi. Namun setiap virus punya sifat tertentu. Campak tidak gampang mutasinya, butuh waktu lebih panjang dan lebih jarang," ujarnya.

Menurut dia, belum ada deteksi ada mutasi pada campak. Kalau ada mutasi disatu tempat saja, lanjutnya, tidak berubah.

"Vaksin campak memiliki daya lindung. Tidak sampai sesak. Vaksin ini masih memiliki daya lindung yang cukup meski virus campak melakukan mutasi, tapi sangat jarang belum dilaporkan berbeda dengan Covid-19," ujarnya. Mutasi itu tidak selalu menyebabkan penyakit lebih berat atau lebih menular. Bisa juga mutasi lebih loyo virusnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler