Vape Ternyata Lebih Berbahaya Dibandingkan Rokok Konvensional, Ini Sebabnya
Penggunaan vape dapat meningkatkan peradangan paru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Nuclear Medicine mengungkapkan vape lebih berbahaya bagi paru-paru dibandingkan rokok konvensional. Menurut studi, vape dapat menyebabkan peradangan paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru.
Studi tersebut merupakan studi pertama yang menyertakan bukti paru-paru dari penggunaan vape yang berbeda dengan rokok biasa. Peneliti membandingkan hasil Positron Emission Tomography (PET) scan dan radiotracer dari pengguna rokok biasa dan vape.
Dr Reagan Wetherill dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania mengatakan iNOS merupakan enzim yang dihasilkan secara berlebihan pada pengguna rokok elektrik dan rokok biasa yang berhubungan dengan penyakit radang akut dan kronis.
"Ini menjadikannya target yang relevan untuk pencitraan molekuler radang paru-paru dan penyakit radang paru-paru," kata Wetherill, dikutip Express, Senin (30/1/2023).
Dalam studi itu, peserta dibagi beberapa kelompok, yaitu lima pengguna rokok elektrik, lima pengguna rokok biasa, dan lima pengguna yang tidak pernah merokok. Pengguna rokok elektrik menunjukkan peradangan paru yang lebih besar daripada perokok biasa dan mereka yang tidak merokok.
Selain itu, ditemukan hubungan antara peradangan paru dan perifer. Artinya, penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan peradangan paru.
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
PPOK menggambarkan kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas, seperti emfisema dan bronkitis kronis. Gejala utama PPOK meliputi peningkatan sesak napas, batuk tak berkesudahan disertai dahak, infeksi dada yang sering, dan mengi yang terjadi terus-menerus.
Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris, tanpa pengobatan, gejala PPOK akan semakin memburuk. Orang yang memiliki gejala PPOK berkepanjangan, khususnya jika berusia di atas 35 tahun, sangat disarankan untuk menemui dokter umum jika mereka merokok atau pernah merokok.
NHS menyarankan agar perawatan dilakukan secepat mungkin sebelum paru-paru rusak secara signifikan. Sebab, kemungkinan mengembangkan PPOK meningkat semakin banyak orang merokok dan semakin lama orang merokok.
Meskipun kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh PPOK bersifat permanen, pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit. Perawatan nya dapat mencakup inhaler dan obat-obatan untuk membantu mempermudah pernapasan, dan rehabilitasi paru. Orang yang menderita PPOK sangat disarankan untuk berhenti merokok.