PBNU Sesalkan Ledakan Bom Pakistan Terjadi di Masjid
Kiai Cholil mengatakan mereka yang meninggal saat sholat di masjid mati syahid
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Nafis menyesalkan ledakan bom yang terjadi di sebuah masjid di dalam markas kepolisian Pakistan pada Senin (30/1/2023) sore kemarin.
“Prihatin dan menyesalkan terjadi teror di rumah ibadah. Siapapun dan apapun motifnya itu tak dapat dibenarkan, menciptakan ketakutan,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika, Selasa (31/1/2023).
Ledakan bom di rumah ibadah itu menyebabkan sebanyak 47 orang meninggal dunia dan 150 lainnya terluka. Menurut Kiai Cholil, orang-orang yang meninggal saat sholat berjamaah di masjid itu akan mendapatkan keutamaan mati syahid. “Pastinya mereka mati syahid,” ucapnya.
Kekuatan ledakan bom bunuh diri itu mengakibatkan seluruh dinding dan sebagian atap masjid hancur. Diperkirakan ada sekitar 300 dan 400 petugas biasanya menghadiri sholat di masjid. Kiai Cholil pun mengutuk pelaku bom bunuh diri tersebut. “Kami mengutuk pelaku,” ucap Ketua MUI bidang dakwah dan ukhuwah ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjadi kedamaian di Indonesia. Menurut dia, kejadian seperti itu jangan smapai terjadi di Indonesia. “Kita tak perlu waspada agar Indonesia terus damai,” kata Kiai Cholil.
Pascaledakan bom itu, orang-orang yang selamat berlumuran darah muncul tertatih-tatih dari reruntuhan, sementara mayat diangkut dengan ambulans saat operasi penyelamatan berlanjut. "Banyak polisi terkubur di bawah reruntuhan," kata kepala polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan, dilansir dari The New Arab, Selasa (31/1/2023).
Provinsi-provinsi di seluruh negeri mengumumkan bahwa mereka dalam keadaan siaga tinggi setelah ledakan, dengan pos-pos pemeriksaan ditingkatkan dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan.
Sementara itu, di ibu Kota Islamabad, penembak jitu dikerahkan ke gedung-gedung dan di titik masuk kota. “Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang menjalankan tugas membela Pakistan," kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan.