Era Digital, Jadikan Teknologi Sebagai Sarana Pendukung Belajar

Transformasi digital menjadi keniscayaan untuk menuju Indonesia yang lebih maju.

ANTARA/Asep Fathulrahman
Sejumlah siswa SMP Negeri didampingi guru pemandu (tengah) mengerjakan ujian akhir sekolah (UAS) berbasis Android atau menggunakan telepon seluler (ponsel).
Rep: Wilda Fizriyani Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Berbagai perubahan yang tak terduga menjadi tantangan dalam sistem pendidikan Indonesia. Salah satunya percepatan digitalisasi informasi.

Direktur Eksekutif APCE Unesco C2C Prof Ignasius DA Sutapa mengatakan, saat ini siswa berpeluang besar untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari pada  guru. Meskipun demikian, teknologi bukan menjadi sesuatu yang menakutkan.


Para insan pendidikan dapat bersinggungan dan menjadikannya sarana pendukung agar proses belajar mengajar berjalan secara optimal. Menurut dia, masalahnya terdapat pada keandalan dalam menggunakan digital masih belum dicapai oleh tenaga pendidik saat ini.

Contohnya saja seperti cara mengirim dan menerima informasi melalui gawai. "Ada banyak tenaga pendidik yang kurang piawai dalam melakukan banyak hal menggunakan teknologi,” kata dia.

Penguasaan teknologi merupakan hal yang strategis dan harus dilakukan. Digitalisasi pendidikan juga menjadi momentum yang tepat untuk beradaptasi dalam membangun iklim produktif dan efektif, baik di perguruan tinggi, SMA, SMP, maupun SD.

Guru dapat mengolaborasikan berbagai proses edukasi dengan transformasi digital, menyeimbangkan sistem pendidikan agar selaras dengan zaman. Dia pun mendorong guru untuk mampu menapaki perubahan zaman dan mendidik generasi muda sesuai zamannya.

Dengan begitu akan lahir generasi penerus bangsa yang mumpuni, punya kemampuan sesuai zaman, dan bersaing dengan baik. Transformasi digital juga dapat menjadi keniscayaan untuk Indonesia yang lebih maju, mandiri, berdaulat, dan berbudaya dengan nilai-nilai Pancasila.

Hal senada juga disampaikan Direktorat Pendidikan Profesi Guru, Romi Iswanti. Ia berpesan agar guru selalu berjuang dan tidak menyerah untuk mencerdaskan bangsa. Guru harus mampu beradaptasi dengan era masa kini agar anak-anak didiknya juga mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan zamannya.

Menurut dia, pendidik harus membuka diri terhadap perkembangan teknologi. Begitu pula dengan kemauan untuk meningkatkan literasi dan kapabilitas untuk menjawab tantangan era disrupsi.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMM Prof Syamsul Arifin berharap Seminar Nasional Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dapat merumuskan transformasi digital dengan baik. Dengan demikian, para pendidik bisa membekali diri dengan berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk mendidik anak bangsa.

Ditegaskan, ilmu itu tidak bisa dicapai tanpa adanya enam hal yaitu kecerdasan, semangat yang tinggi, keinginan kuat, rasa haus akan ilmu, menghargai guru dan dijalankan dalam waktu yang lama. Jika semua hal ini dilakukan dengan tekun, maka ilmu akan didapatkan kemudian dimanfaatkan untuk masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler