Menkeu Sebut Rp 48,53 Triliun Modal Asing Masuk ke SBN

Investor domestik masuk sekitar Rp 125 triliun dan memperkuat pasar SBN

Republika/Iit Septyaningsih
Kementerian Keuangan, LPS, OJK, dan Bank Indonesia menggelar konferensi pers konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2023, Selasa (31/1).
Rep: Iit Septyaningsih Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pasar modal melanjutkan penguatan pada awal 2023. Terdapat aliran modal asing masuk bersih ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 48,53 triliun pada 1 sampai 27 Januari 2023.

"Pasar SBN melanjutkan penguatan di awal tahun 2023. Ini didorong pembelian kembali SBN oleh investor asing," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Selain modal asing, kata dia, dana dari domestik pun masuk ke pasar SBN pada periode tersebut yakni dari perbankan sebesar Rp 121,98 triliun. Lalu investor keuangan nonbank senilai Rp 3,63 triliun, sehingga memperkuat pasar SBN.

Penguatan pasar SBN didukung pula oleh imbal hasil atau yield SBN seri benchmark 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 20 basis poin (bps) dibanding level akhir 2022 (year-to-date/ytd) ke level 6,74 persen. Meski kondisi pasar SBN sudah mulai kondusif, Sri Mulyani menilai, tekanan inflasi global di beberapa negara yang masih persisten tinggi perlu tetap diwaspadai, sebab berpotensi memicu naiknya suku bunga kebijakan bank sentral global.

Pada kesempatan sama, Sri Mulyani mengaku yakin pertumbuhan ekonomi kuartal empat 2022 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pekan depan masih di atas lima persen. Maka total pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu di kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen.

Kemudian pada kuartal pertama tahun ini, kata Sri Mulyani, diperkirakan mobilitas masyarakat sudah luar biasa. Bahkan lebih tinggi dibandingkan mobilitas masyarakat pada kuartal empat tahun lalu yang sudah mengalami natal dan tahun baru.

"Kuartal pertama 2023 akan lebih kuat dari kuartal pertama 2022, karena saat itu Omicron mulao muncul. Jadi kuartal I tahun ini pertumbuhan akan sangat kuat kemudian masuk ramadhan dan hari raya," tuturnya.

Diharapkan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan secar penuh, sehingga momentum pemulihan ekonomi bertahan bagus. Berbagai indikator ekonomi, lanjutnya, juga membaik.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler